pelajar

Wednesday, February 27, 2019

teori perilaku konsumen


TEORI PERILAKU KONSUMEN
1.      Pengertian-pengertian dan Asumsi-asumsi Utama
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan
Ilmu ekonomi mengamati perilaku konsumen dan produsen. Perilaku konsumen penting dibahas agar dapat memahami sisi permintaan barang dan jasa. Sedangkan perilakuprodusen untuk memahami sisi penawaran barang dan jasa.Pengertian permintaan dalam kacamata ilmu ekonomi bukanlah pengertian yang digunakan dalam percakapan sehari-hari, yaitu secara absolute diartikan sebagai jumlah barangyang dibutuhkan, melainkan bahwa permintaan baru mempunyai arti apabila didukung olehtenaga beli, permintaan yang didukung oleh tenaga beli ini disebut dengan permintaan yangefektif, sedangkan permintaan yang hanya atas kebutuhan atau keinginan saja tanpa didukungoleh tenaga beli disebut sebagai permintaan absolute atau potensial.Tenaga beli seseorang tergantung atas dua unsur pokok, yaitu pendapatan yang dapatdibelanjakan dan harga yang dikehendaki. Tujuan yang ingin dicapai oleh konsumen adalahkepuasan maksimum. Perilaku konsumen timbul akibat adanya kendala keterbatasanpendapatan di satu sisi dan adanya keinginan untuk mengkonsumsi barang dan jasa sebanyak-banyaknya agar diperoleh kepuasan maksimal di sisi yang lainnya.

faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen :
·         pengaruh psikologis mencakup motivasi, presepsi, kemampuan belajar, dan sikap perseorangan. 
·         pengaruh pribadi mencakup gaya hidup, kepribadian, dan status ekonomi. 
·         pengaruh sosial mencakup keluarga, pendapat pemimpin (orang yang pendapatnya diterima oleh orang lain), dan kelompok referensi lainya seperti teman, rekan sekerja, dan rekanseprofesi. 
·         pengaruh budaya mencakup budaya (“cara hidup” yang membedakan satu kelompok besar dengan kelompok lainya), subkultur (kelompok yang lebih kecil, seperti kelompok etnis yang memilliki nilai-nilai bersama), dan kelas sosial (kelompok-kelompok berdasarkan peringkat budaya menurut kriteria seperti latar belakang, pekerjaan, dan pendapatan.

walaupun seluruh faktor itu dapat berdampak besar pada pilihan konsumen, dampk faktor-faktor itu terhadap pembelian aktual beberapa produk menjadi sangat lemah atau dapat diabaikan. beberpa konsumen, misalnya, memperlihatkan loyalitas terhadap merek (brand loyalty) tertentu, yang berarti mereka secara rutin membeli produk-produk karena mereka puas atas kinerja merek produk itu

a.      Barang (Commodities)
Barang adalah benda dan jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh manfaat ataukegunaan. Barang yang dikonsumsi memiliki sifat semakin banyak dikonsumsisemakin besar manfaat yang diperoleh.

b.      Utilitas (Utility)
Utilitas (utility) adalah manfaat yang diperoleh karena mengonsumsi barang,utilitas merupakan ukuran manfaat suatu barang dibanding dengan alternatif penggunanya. Utilitas digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh konsumen.

c.       Hukum Pertambahan Manfaat yang Semakin Menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility)
Pada awalnya penambahan konsumsi suatu barang akan memberi tambahanutilitas yang besar, tapi semakin lama pertambahan itu bukan semakin menurun,bahkan menjadi negatif.Hukum Gossen I: nilai guna suatu barang jika dikonsumsikan terus-menerusmulua-mula meningkat dan secara perlahan-lahan akan menurun dan akhirnya akanterjadi kejenuhan (kepuasan vertikal = dengan1 jenis barang).Hukum Gossen II: konsumen akan memuaskna kebutuhannya dalam intensitas yangsama. (kepuasan horizontal = dengan berbagai jenis barang).

d.      Konsistensi Preferensi (Transitivity)
Konsep preferensi berkaitan dengan kemamouan konsumen menyusun prioritaspilihan agar dapat mengambil keputusan. Minimal ada dua sikap yang berkaitan denganpreferensi konsumen, yaitu lebih suka (prefer) dan atau sama-sama disukai(indifference)

e.       Pengetahuan Sempuran (Perfect Knowledge)
Konsumen di asumsikan memiliki informasi atau pengetahuan yang sempurnaberkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka mengetahui persis kualitas barang,kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dan harga barang di pasar. Merekamampu memprediksi jumlah penerimaan untuk suatu periode konsumsi.

2.      Teori Kardinal
Teori ini menyatakan bahwa kegunaan dasar dapat dihitung secara nominal.Satuan ukuran kegunaan (utility) adalah util. Keputusan untuk mengonsumsi suatubarang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yangharus dikeluarkan.Semakin banyaknya barang yang dikonsumsi maka daya guna marginal(tambahan kepuasan) semakin berkurang, bahkan setelah mencapai titik tertentumenjadi negatif. Marginal Utility ini diturunkan menjadi Total Utility, di mana TotalUtility menunjukan jumlah kepuasan yang diperoleh dari mengonsumsi berbagai jumlah barang.

Asumsi pendekatan kardinal :
a)Kepuasan bisa diukur
b)Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannyadengan    batasan pendapatannya.
c)Diminishing marginal utility, artinya tambahan utilitas yang diperolehkonsumen semakin menurun dengan bertambahnya konsumsi dari komoditastersebut.
d)Pendapatan konsumen tetape)Constant marginal utility of money, artinya uang mempunyai nilai subjektif yang tetap.
f)Total utility, adalah addtive dan independent. Addtive artinya daya guna darisekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yangdikonsumsi. Sedangkan independent mengandung pengertian bahwa data gunaXi tidak dipeengaruhi leh tindakan mengonsumsi barang, dan sebaliknya.




Kurva Total Utilitas Kurva Marginal Utilitas.













3.      Teori ordinal
Teori  Ordinal adalah pendekatan yang daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang konsumen adalah :
  • Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan yang dimilikinya
  • Kepuasan konsumen dapat diurutkan, ordering
  • Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya semakin banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya tingkat kepuasan yang dimilikinya. Kelemahan pendekatan konsumen ordinal yaitu terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dari satu kepuasan.
4.      Koefisien variasi (Coefficient of variation)
·         Koefisien variasi merupakan suatu ukuran variansi yang dapat digunakan untuk membandingkan suatu distribusi data yang mempunyai satuan yang berbeda. Kalau kita membandingkan berbagai variansi atau dua variabel yang mempunyai satuan yang berbeda maka tidak dapat dilakukan dengan menghitung ukuran penyebaran yang sifatnya absolut.
·         Koefisien variasi adalah suatu perbandingan antara simpangan baku dengan nilai rata-rata dan dinyatakan dengan persentase.
·         Besarnya koefisien variasi akan berpengaruh terhadap kualitas sebaran data. Jadi jika koefisien variasi semakin kecil maka datanya semakin homogen dan jika koefisien korelasi semakin besar maka datanya semakin heterogen.

5.      Asas dan tujuan perlindungan konsumen

Upaya perlindungan konsumen di tanah air didasarkan pada sejumlah asas dan tujuan yang telah diyakini bias memberikan arahan dalam implementasinya di tingkatan praktis. Dengan adanya asas dan tujuan yang jelas, hukum perlindungan konsumen memiliki dasar pijakan yang benar-benar kuat.

Asas perlindungan konsumen .Berdasarkan UU Perlindungan Konsumen pasal 2, ada lima asas perlindungan konsumen.

•Asas manfaat
Maksud asas ini adalah untuk mengamanatkan bahwa segala upaya dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingankonsumen dan pelau usaha secara keseluruhan.

•Asas keadilan
Asas ini dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat bias diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknyadan melaksanakan kewajibannya secara adil.

•Asas keseimbangan
Asas ini dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti material maupun spiritual. d.Asas keamanan dan keselamatan konsumen.

•Asas keamanan dan keselamatan konsumen
Asas ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang/jasa yang dikonsumsi atau digunakan.

•Asas kepastian hukum
Asas ini dimaksudkan agar baik pelaku usaha maupun konsumen menaati hokum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta Negara menjamin kepastian hukum.

Tujuan perlindungan konsumen
Dalam UU Perlindungan Konsumen Pasal 3, disebutkan bahwa tujuan perlindungan konsumen adalah sebagai berikut.

·         Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri.
·         mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang dan/atau jasa.
·         Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, dan menuntut hak- haknya sebagai konsumen.
·         Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi.
·         Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha.
·         Meningkatkan kualitas barang/jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen.

6.      Hak dan Kewajiban Konsumen
Hak Konsumen adalah :
·         Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa
·         Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan
·         Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa
·         Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan
·         Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut
·         Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen
·         Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif
·         Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya
·         Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya’

Kewajiban konsumen adalah :
·         membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan
·         beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa
·         membayar dengan nilai tukar yang disepakati
·         mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut

makalah fungsi konsumsi


MAKALAH
PENGANTAR EKONOMI MAKRO
 “FUNGSI KONSUMSI
Dosen Pengampuh : Nihayatus, S, M.SI

Nama Kelompok :
1.      Ahmad Abdul Aziz
2.      Alfianita Maulidah A
3.      Fatkha Nisful L
4.      Fuat Hasim
5.      Ira Stiovany
6.      Lailatun Nisroh
7.      Liya Adha Nuri Safitri
8.      Mishbahul Lailatul R



UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2015/2016

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah PENGANTAR EKONOMI MAKRO. Tidak lupa kami sebagai penulis mengahanturkan shalawat beserta salam kepada Nabi besar Kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah pengantar ekonomi makro, tidak lupa Kami mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini. Kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu Kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Lamongan, 29  Februari 2016


      Penulis                  












DAFTAR ISI

Kata pengantar........................................................................................................................... 2
Daftaf isi ................................................................................................................................... 3
Bab I pendahuluan .................................................................................................................... 4
A.    Latar belakang .............................................................................................................. 4
B.     Rumusan masalah ......................................................................................................... 5
C.     Tujuan ...........................................................................................................................5
Bab II Pembahasan .................................................................................................................. 6
A.    Pengertian fungsi konsumsi ........................................................................................ 6
B.     Perhitungan fungsi konsumsi ..................................................................................... 11
C.     Dampak positif dan negatif fungsi konsumsi ............................................................. 13
Bab III Penutup ...................................................................................................................... 14
A.    Kesimpulan................................................................................................................. 14
Daftar pustaka ........................................................................................................................ 15













BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan salah satu variabel makro ekonomi. Dalam identitas pendapatan nasional menurut pendekatan pengeluaran, variabel ini lazim dilambangkan dengan huruf C, ini dari kata consumption. Pengeluaran konsumsi seseorang adalah bagian dari pendapatannya yang dibelanjakan. Bagian pendapatan yang tidak dibelanjakan disebut tabungan, lazim dilambangkan dengan huruf S, inisial dari kata saving. Negara yang bersangkutan. Dilain pihak jika tabungan semua orang di suatu Negara dijumlahkan, maka hasilnya adalah tabungan masyarakat Negara tersebut. Selanjutnya, tabungan masyarakat bersama-sama dengan tabungan pemerintah membentuk tabungan nasional. Yang terakhir ini, tabungan nasional merupakan sumber dana investasi.

Konsumsi seseorang berbanding lurus dengan pendapatannya. Secara makro agregat, pengeluaran konsumsi masyarakat berbanding lurus dengan pendapatan nasional. Semakin besar pendapatan, semakin besar pula penggeluaran konsumsi. Perilaku tabungan juga begitu. Jadi, bila pendapatan bertambah, baik konsumsi maupun tabungan akan sama-sama bertambah. Perbandingan besarnya tambahan pengeluaran konsumsi terhadap tambahan pendapatan disebut hasrat marjinal untuk berkonsumsi ( marginal propensity to consume, MPC ). Sedangkan nisbah besarnya tambahan tabungan terhadap pendapatan dinamakan hasrat marjinal untuk menabung ( marginal propensity to save, MPS ). Pada masyarakat yang kehidupan ekonominya relative belum mapan, biasanya angka MPC mereka relatif besar, sementara angka MPS mereka relatif kecil. Artinya, jika mereka memperoleh tambahan pendapatan, maka sebagian besar tambahan pendapatan itu akan teralokasikan untuk konsumsi. Hal sebaliknya berlaku pada masyarakat yang kehidupan ekonominya sudah relative lebih mapan. Tenaga beli seseorang tergantung atas dua unsure pokok yaitu pendapatan yang dibelanjakan dan harga barang yang diperlukan atau dikehendaki. Demikian pula halnya harga barang yang dikehendaki juga berubah. Secara matematis pengaruh perubahan harga dan pendapatan bersama-sama terhadap jumlah barang yang diminta dapat diketahui secara serentak.


B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan fungsi konsumsi ?
2.      Bagaimana perhitungan fungsi konsumsi ?
3.      Apa dampak positif dan negatif dari fungsi konsumsi ?

C.     Tujuan
1.      Mengetahui pengertian fungsi konsumsi
2.      Mengetahui bagaimana perhitungan fungsi konsumsi
3.      Mengetahui apa saja dampak positif dan negatif dari fungsi konsumsi
















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Fungsi Konsumsi
 Konsumsi merupakan tindakan pelaku ekonomi, baik individu maupun kelompok, dalam menggunakan komoditas berupa barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhannya.
Fungsi konsumsi adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat konsumsi rumah tangga dengan pendapatan nasional dalam suatu perekonomian.
C = a + by  Atau C = a + bYd

 


Keterangan  :

                      C =   pengeluaran untuk konsumsi

                      a = autonomous consumption, yaitu angka yang menunjukkan besarnya pengeluaran  konsumsi pada saat pendapatan sama dengan nol / tidak mempunyai pendapatan
  
b = MPC = marginal propensity to consume, yaitu angka yang menunjukkan besarnya tambahan pengeluaran konsumsi karena adanya tambahan pendapatan

Yd = disposable income = pendapatan yang siap dibelanjakan

Besarnya MPC pada umumnya berkisar antara .>0,5 dan lebih kecil 1.
MPC>0,5, mengandung arti bahwa jika ada tambahan pendapatan pada umumnya lebih dari separohnya digunakan untuk tambahan konsumsi. MPC lebih kecil 1 mengandung arti bahwa jika terjadi tambahan pendapatan pada umumnya tidak semuanya untuk tambahan konsumsi tetapi ada sebagian yang digunakan untuk tabungan.

Yd=y-T, T=Tx-Tr, Tx=Pajak, Tr= Transfer paymen/pembayaran pindahan seperti hibah, bea siswa, pension).

   Dalam pembahasan ini kita menggunakan model dua sektor dimana pelaku kegiatan ekonomi menggunakan asumsi hanya terdiri dari dua sektor yaitu sektor rumah tangga keluarga dan sektor perusahaan (belum ada campur tangan pemerintah), maka Tx dan Tr tidak ada.
  Oleh karena itu dalam ekonomi model dua sektor rumus fungsi konsumsi diformulasikan : C =  a+bY.
Cara menggambar grafik fungsi konsumsi :
1.      Buat garis horizontal, yang menunjukan pendapat
2.      Buat garis Vertikal yang menunjukkan konsumsi
3.      Gambar garis yang membagi bidang sama (45 derajat)
4.      HitungYBEP pendapatan BEP / seluruh pendapatan untuk konsumsi,dengan rumus :
YBEP = C atauYBEP = a+ bY

 


5.      Tentukan titik pada sumbu vetikal sebesar a
6.      Tentukan nilaiYBEP pada sumbu horizontal, buat garis patah-patah yang mnghubungkan titik y BEP dengan garis yang membagi bidang sama (garisY=C), kemudian hubungan dengan sumbu vertikal
7.      Hubungkan titik a pada sumbu vertikal dengan titik yang ada pada garis (Y=C)
SIFAT KURVA KONSUMSI
            Kurva konsumsi memiliki slope (kemiringan) positif. Artinya, bila pendapatan (Y) naik, maka konsumsinya (C) juga naik. Kurva konsumsi memotong sumbu C di atas nol. Artinya, walaupun pendapatan nol, konsumsinya masih positif.

            Konsumsi tidak dapat nol. Artinya, meskipun tidak memiliki pendapatan, konsumsi tetap harus dilakukan, bisa dengan jalan meminjam atau menarik tabungan.
Fungsi konsumsi  jangka panjang Keynes mempunyai sifat – sifat sebagai berikut :
1.      Fungsinya C = Ky
2.      MPC  =  APC
3.      MPC  jangka panjang    >  MPC  jangka pendek
4.      Tidak ada autonomous consumption, karena dalam jangka panjang apabila tidak ada pendapatan maka tidak bisa berkonsumsi.
 Hubungan  Konsumsi  Jangka Panjang dan jangka Pendek
            Dalam jangka panjang, pola konsumsi menurut Keynes akan membentuk suatu pola     tertentu  dengan berbagai model. Model – model tersebut dikembangkan  oleh pengikut –  pengikut Keynes. Terdapat tiga model hubungan konsumsi jangka panjang dan jangka pendek yang perlu dibahas di sini, yaitu :
  1. Permanent Income Hypothesis, menurut  Milton Friedman, pendapatan permanen terdiri dari pendapatan periode lalu ditambah dengan windfall  income yang diyakini menjadi bagian dari pendapatan permanen.  Keyakinan itu diwujudkan dalam koefisien  adaptasi  yang dinotasikan dengan g.  Dalam jangka pendek g terletak antara 0 dan satu. Semakin mendekati 0 artinya konsumen semakin pesimis bahwa windfall income akan menjadi pendapatan permanen, sementara semakin mendekati 1 artinya konsumen semakin optimis. Dalam jangka panjang besarnya g adalah 1, artinya seluruh windfall akan menjadi pendapatan permanen.
C         = k ( 1 – g ) Yt-1 + kg Yt
2.      Relative Income Hypothesis, menurut Duessenbery jika pendapatan berubah maka pola konsumsi juga akan berubah mengikuti jalur perubahan yang ratchet, karena pola – pola perubahan konsumsi tersebut melalui tahap – tahap penyesuaian. Dalam jangka pendek karena konsumen belum bisa menyesuaikan pola konsumsi dengan pendapatan yang baru, maka konsumen tetap mendasarkan pola konsumsinya  pada pendapatan yang lama, baru dalam jangka panjang pola konsumsi akan mengikuti pada pendapatan yang baru. Sulitnya penyesuaian terhadap pendapatan yang baru adalah karena psychological shock pada kasus pendapatan turun. Secara grafis, model konsumsi Relative income
Ciri-ciri Kegiatan Konsumsi
Kegiatan konsumsi yang dilakukan manusia secara umum memiliki ciri-ciri, antara lain:
  1. Barang yang dikonsumsi merupakan buatan manusia. Misalnya : sepeda motor atau mobil.
  2. Barang yang dikonsumsi ditujukan langsung untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan hidup manusia. Misalnya : manusia mengkonsumsi (membeli) motor untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu sebagai alat transportasi dari rumah ke tempat kerja. 
  3. Barang yang dikonsumsi akan habis atau akan mengalami penyusutan yang pada akhirnya barang tersebut tidak dapat dimanfaatkan lagi. Misalnya : manusia menggunakan motor sebagai alat transportasi, lama kelamaan nilai guna ekonomi dari motor tersebut akan berkurang.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi

Kita telah mempelajari faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi individu, antara lain pendapatan yang diterima, tingkat harga, selera. Kali ini, kita akan mencoba membahasnya dari segi ekonomi makro. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseluruhan konsumsi rumah tangga diklasigikasikan ke dalam tiga bagian, antara lain faktor ekonomi, demografi, dan faktor nonekonomi, ada juga yang membedakan faktor obyektif dan subyektif

Besar kecilnya Konsumsi (C) dipengaruhi oleh :

            1. Faktor internal, yaitu :
·         Komposisi rumah tangga (jumlah dan usia),
·         Selera,
·         Kebiasaan, dan
·         Besarnya pendapatan.
                   
2. Faktor eksternal, yaitu :
·         Lingkungan tempat tinggal,
·         Kebijakan pemerintah,
·         Harga barang,
·         Budaya masyarakat, dan
·         Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi
         Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi, diantaranya :
1.      Tingkat pendapatan masyarakat yaitu tingkat pendapatan (income=I) dapat digunakan untuk dua tujuan: konsumsi (consuption=C) dan tabungan (saving=S), dan hubungan ketiganya dapat terbentuk dalam persamaan I=C+S, adalah merupakan besar kecilnya pendapatan yang diterima seseorang akan mempengaruhi pola konsumsi. Semakin besar tingkat pendapatan seseorang, biasanya akan diikuti dengan tingkat konsumsi yang tinggi, sebaliknya tingkat pendapatan yang rendah akan diikuti dengan tingkat konsumsi yang rendah pula.
2.      Selera konsumen, setiap orang memiliki keinginan yang berbeda dan ini akan mempengaruhi pola konsumsi. Konsumen akan memilih satu jenis barang untuk dikonsumsi dibandingkan jenis barang lainnya.
3.      Harga barang, jika harga suatu barang mengalami kenaikan, maka konsumsi barang tersebut akan mengalami penurunan. Sebaliknya jika harga suatu barang mengalami penurunan, maka konsumsi barang tersebut akan mengalami kenaikan. Kaitan konsumsi dengan harga barang dapat dibedakan apakah barang tersebut bersifat substitusi (barang substitusi adalah barang yang dapat menggantikan fungsi barang lainnya) atau komplementer (barang komplementer adalah barang yang melengkapi fungsi barang lainnya).
4.      Tingkat pendidikan masyarakat, tinggi rendahnya pendidikan masyarakat akan mempengaruhi terhadap perilaku, sikap dan kebutuhan konsumsinya.
5.      Jumlah keluarga, besar kecilnya jumlah keluarga akan mempengaruhi pola konsumsinya.
6.        Lingkungan, keadaan sekeliling dan kebiasaan lingkungan sangat berpengaruh pada prilaku konsumsi masyarakat. Contohnya, Indonesia yang memiliki daerah tropis tidak begitu membutuhkan baju hangat dibandingkan dengan daerah di kutub utara dan kutub selatan.

 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI


1.      Pendapatan Rumah  Tangga

2.      Perkiraan harga di masa depan

3.      Jumlah anggota keluarga

4.      Jumlah penduduk

5.      Arus informasi dan teknologi
Penggolongan Barang dan Jasa untuk Konsumsi
Penggolongan barang dan jasa yang dapat dikonsumsi terbagi atas :
  1. Barang yang habis dalam satu kali pakai, misalnya makanan dan minuman.
  2. Barang yang habis untuk beberapa kali pakai, misalnya pasta gigi, shampo, sabun cuci.
  3. Barang yang habis dipakai dalam jangka waktu lama, misalnya rumah, motor, mobil.

B.            Perhitungan Fungsi Konsumsi

Diketahui : Pada suatu perekonomian diketahui besarnya pendapatan pada suatu tahun tertentu sebesar 140 trilyun, besarnya pengeluaran konsumsi sebesar 110Trilyun. Pada tahu berikutnya pendapatan nasionalnaik sebesar 20 Trilyun, pengeluaran konsumsi naik menjadi 125 Trilyun.


Ditanyakan: a. Tentukan persamaan fungsi konsumsi dan saving

b. Gambar grafik fungsi konsumsi dan saving

Jawab :

Diket :
Y1 = 140 T,       C1 = 110 T,            S1 = 30T
Y2 = 160 T,       C2 = 125 T,             S2 = 35 T

∆Y= 20            ∆C = 15                    ∆S=5
Pertanyaan :

Tentukan persamaan fungsi konsumsi/Fungsi C

Hitung MPC



                          ∆C                 15
            MPC    =                     =                                 =         3/4
∆Y                   20                     

           Hitung A

C   = a + b Y

110  = a + ¾ 140

110  = a + 105

a = 110 – 105 = 5

Tentukan Fungsi C dan S Fungsi
C= 5 + ¾ Y Fungsi S= - a + (1-b) Y
S= -5 + (1-3/4) y

S = - 5 + ¼ Y

Hitung   YBEP
YBEP  = C

YBEP  =  5 + ¾ Y

Y 3/4Y  = 5

¼ Y      = 5

YBEP  = 20





Pada saat Y BEP ......... S  = 0

S      = -a + (1-b) Y
= - 5 + ( 1 – ¾ ) Y

¼ Y      =  - 5

Y      =  20


                                                                                                   
C. Dampak positif dan negatif Fungsi Konsumsi
a. Dampak positif perilaku konsumtif, yaitu sebagai berikut.
1.    Menciptakan "pasar" bagi produsen, sehingga produsen bisa memproduksi dalam      
     jumlah yang lebih banyak.
2.    Termotivasi untuk meningkatkan pendapatannya agar bisa memproduksi dalam
     jumlah yang lebih banyak dan lebih baik kualitasnya.
3.    Jika produsen meningkatkan produksinya, maka dapat menambah lapangan kerja.

b.      Dampak negatif perilaku konsumtif, Yaitu sebagai berikut.
1.    Hidup berfoya foya menimbulkan kecemburuan sosial
2.    Jika inventasi rendah, maka pendapatan akan cenderung rendah
3.    Jika tabungan rendah, maka inventasi juga rendah.
4.    Mengurangi kesempatan untuk melakukan kegiatan menabung
5.    Perilaku yang konsumtif akan cenderung melupakan kebutuhan yang akan datang.

                                                                         BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pengeluaran konsumsi masyarakat di Indonesia dewasa ini semakin besar tergunakan untuk keperluan pembentukan modal atau investasi serta ekspor dan impor. Itu menunjukkan bahwa Indonesia akhir-akhir ini sudah memiliki bekal kemandirian. Bekal kemandirian tersebut dapat dikonfirmasi melalui tinjauan pengeluaran konsumsi masyarakat sesuai dengan proporsinya dalam pembentukan permintaan agregat. Apabila penurunan permintaan agregat menurun dapat menyiratkan dua hal, pertama peran tabungan masyarakat terhadap pendapatan nasional semakin besar. Kedua, peran sector-sektor penggunaan lain dalam membentuk permintaan agregat semakin besar, khususnya sector pembentukan modal atau investasi dan sector ekspor-impor.
Pola konsumsi masyarakat dapat dikenali berdasarkan alokasi penggunaannya. Untuk keperluan analisis, secara garis besar alokasi pengeluaran konsumsi masyarakat digolongkan ke dalam dua kelompok besar yaitu, pengeluaran untuk makanan dan pengeluaran untuk non-makanan. Pengeluaran masyarakat Indonesia banyak pada makanan. Akan tetapi terdapat ketimpangan dalam hal pengeluaran konsumsi antara penduduk pedesaan dan penduduk perkotaan, misalkan dari besarnya pengeluaran dan juga pola konsumsinya
Bagian dari pendapatan yang dapat dibelanjakan tapi tidak dikeluarkan untuk konsumsi merupakan tabungan masyarakat. Penggabungan antara tabungan masyarakat dan tabungan pemerintah dapat membentuk tabungan nasional yang merupakan sumber dana investasi. Untuk mendapatkan gambaran fungsional tabungan dan konsumsi digunakan suatu fungsi yaitu fungsi konsumsi dan fungsi tabungan.






Daftar pustaka
Dr. Ir. Ujang Sumarwan,M.Sc. 2004. Perilaku Konsumen. Bogor, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Engel, J. F., Blackwell, R.D., Miniard, P.W. 1995. Consumer Behavior.8th Ed. Forth Worth,

Texas: The Dryden Press.

Hawkins, Del I., Best, R.J., Coney, K.A. 2001. Consumer Behavior. Boston. MA: Irwin-
McGraw-Hill.

Peter, J.P., Olson, J.C. 1999. Consumer Behavior and Marketing Strategy. 3rd Ed. Homewood, IL: Irwin.

Schiffman, dan Kanuk. 1994, 1997.

Sudarsono. 1995. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: LP3ES