DAFTAR ISI
SAMPUL
DALAM
.............................................................................. i
KATA
PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR
ISI ....................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang .................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah .............................................. 1
1.3 Tujuan Pembahasan
........................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Obligasi
............................................. 2
2.2 Karakteristik dan Jenis-jenis Obligasi
................. 2
2.3 Keuntungan dan Kekurangan/Resiko Obligasi
... 8
2.4 Penerbitan dan Tahapan Membeli Obligasi
....... 9
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan .......................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ada banyak jenis investasi yang tersedia di pasaran saat
ini, namun pada umumnya terdiri atas Obligasi, Saham, Derivatif, Reksadana dan
Valuta Asing. Jenis-jenis investasi tersebut umumnya bersamaan dengan investasi
keuangan sebagai mitra dalam mengelola investasi tersebut. Di antara produk
investasi tersebut, obligasi merupakan produk yang memiliki tingkat resiko
paling rendah, dan cenderung lebih stabil. Obligasi adalah surat utang pasar
modal yang memuat perjanjian (kontrak) kesediaan emiten (perusahaan/ institusi
penerbit obligasi) untuk melakukan pembayaran secara tetap kepada investor dan
mengembalikan pokok pinjaman/ hutang pada akhir periode perjanjian.
Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan
oleh suatu lembaga dengan nilai nominal (nilai pari/par value) dan waktu
jatuh tempo tertentu. Penerbit obligasi bisa perusahaan swasta, BUMN, atau
pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Obligasi ?
2. Apa saja
Karakteristik dan jenis-jenis Obligasi ?
3. Apa saja keuntungan dan
Kekurangan/Resiko Obligasi ?
4. Bagaimana Penerbitan dan
Tahapan-Tahapan Membeli Obligasi ?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui Pengertian
Obligasi.
2. Untuk memahami
karakteristik dan jenis-jenis Obligasi.
3. Untuk Mengetahui Keuntungan dan
Kekurangan/Resiko Obligasi.
4. Untuk Memahami Penerbitan dan
Tahapan dalam Membeli Obligasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Obligasi
Obligasi adalah surat pengakuan hutang suatu perusahaan yang
akan dibayar pada waktu jatuh tempo sebesar nilai nominalnya. Penghasilan yang
diperoleh dari obligasi berupa tingkat bunga yang akan dibayarkan oleh
perusahaan penerbit obligasi tersebut pada saat jatuh tempo.
Sekuritas penghasilan tetap merupakan sekuritas dengan
penerbitnya (peminjam) setuju dengan melakukan pembayaran penghasilan yang
jumlahnya ditetapkan dalam kontrak.
Sekuritas penghasilan tetap dibedakan menjadi dua jenis :
kewajiban hutang (debt obligation) dan ekuitas (equity).
Dalam kewajiban hutang, peminjam melakukan pembayaran bunga berkala.
Ciri utama setiap obligasi adalah jangka waktu jatuh tempo
(maturitas), yang merupakan tanggal peminjam harus melunasi seluruh jumlah yang
dipinjam. Dengan kata lain, istilah jatuh tempo dan maturitas akan digunakan
secara bergantian untuk menunjukkan sisa usia dari obligasi. Namun secara
teknis, maturitas menunjukkan tanggal pelunasan harus dilunasi, sedangkan
jangka waktu jatuh tempo mengacu pada jumlah tahun yang tersisa hingga tanggal
maturitas.
Jumlah yang disetujui untuk dibayarkan peminjam pada jangka
jatuh tempo disebut nilai pari nilai maturitas atau nilai unjuk/nilai nominal.
Contoh Gambar Obligasi
2.2
Karakteristik
dan Jenis-jenis Obligasi
Karakteristik Obligasi :
1. Nilai
obligasi (jumlah dana yang dipinjam)
Dalam
penerbitan obligasi, maka perusahaan akan dengan jelas menyatakan jumlah dana
yang dibutuhkan yang dikenal dengan istilah “jumlah emisi obligasi”. Penentuan
besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan aliran arus kas
perusahaan, Kebutuhan, serta kinerja bisnis perusahaan.
2. Jangka
waktu obligasi
Setiap
obligasi mempunyai masa jatuh tempo atau berakhirnya masa pinjaman (maturity).
Secara umum masa jatuh tempo obligasi adalah 5 tahun. Ada yang 1 tahun, adapula
yang 10 tahun. Semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati
oleh investor, karena dianggap risikonya kecil.
3. Principal
dan Coupon rate
Nilai
prinsipal obligasi adalah sejumlah uang yang disetujui oleh penerbit obligasi
agar dibayarkan kepada pemegang obligasi pada masa jatuh tempo. Jumlah ini
biasa berhubungan dengan redemption value, maturity value, par value or face
value. Coupon rate juga disebut nominal rate, adalah tingkat bunga yang
disetujui penerbit untuk dibayar kepada pemegang obligasi setiap tahun.
Besarnya pembayaran bunga setiap tahun kepada pemilik obigasi selama jangka
waktu obligasi dinamakan coupon. Tingkat persentase coupon dikali nilai
prinsipal obligasi menghasilkan besarnya coupon.
4. Jadwal
pembayaran
Kewajiban
pembayaran kupon obligasi oleh perusahaan penerbit, dilakukan secara berkala
sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan triwulan, semesteran, atau
tahunan.
5. Diterbitkan
oleh perusahaan atau pemerintah.
Beberapa hal yang mempengaruhi harga obligasi adalah :
1.
Nominal,
yaitu harga obligasi sebagaimana pada waktu penerbitan.
2.
Tingkat
bunga, yaitu tingkat bunga yang umum berlaku dalam masyarakat sebagai
pembanding kupon (bunga) obligasi.
3.
Periode
pembayaran bunga, yaitu periode waktu dimana penerbit melakukan pembayaran
kupon. Biasanya 3 bulanan atau 6 bulanan.
4.
Jangka
waktu jatuh tempo yaitu jangka waktu sejak obligasi diterbitkan sampai dilunasi
oleh penerbitnya.
Pasar Obligasi
1. Pasar
primer merupakan tempat diperdagangkannya obligasi saat mulai diterbitkan, salah
satu persyaratan ketentuan pasar modal, obligasi harus dicatatkan di bursa efek
untuk dapat ditawarkan kepada masyarakat.
2. Pasar
sekunder merupakan tempat diperdagangkannya obligasi setelah diterbitkan dan
tercatat dibursa efek, perdagangan obligasi akan dilakukan dipasar sekunder.
Perdagangan yang dilakukan secara over the counter (otc), artinya tidak ada
tempat perdagangan secara fisik . Pemegang obligasi serta pihak yang ingin
membelinya akan berinteraksi dengan bantuan perangkat elektronik, serta email,
online trading atau telepon.
Mekanisme Penjualan Obligasi di Pasar Sekunder
System transaksi di pasar sekunder pada awalnya dikenal ada
dua macam, yaitu (i) system kol (coll system), dan (ii) system
terus-menerus (continuous trading system). Call system tidak diberlakukan lagi
di bursa efek Indonesia sejak tahun 1980, karena system ini tidak efisien.
Dalam system ini, para perantara jual beli (broker) berlomba-lomba mengangkat
tangan sambil menyebut kurs (harga) yang ditawarkan. Petugas bursa memperhatikan
dan mencatat kurs yang ditawarkan oleh broker dan juga mencatat kode dari
masing-masing broker. Transaksi terjadi apabila ada kesepakatan mengenai kurs
yang ditawarkan dan yang dbeli. Sejak tahun 1980 hingga 1995, Bursa Efek
Indonesia sudah memberlakukan system terus menerus (continuous trading system).
Dalam sistem terus menerus, para broker menuliskan kurs untuk amanat-amanat
yang mereka terima dalam setiap slip order yang tersedia, lalu menyerahkan
kepada petugas bursa. Petugas tersebut kemudian menuliskan pada kurs yang di
minta dan kode keanggotaan broker di papan tulis. Apabila terjadi transaksi,
maka perdagangan dilanjutkan lagi dan berlangsung seperti itu secara
terus-menerus (continuous).
Proses Transaksi di Pasar Sekunder
1.
Sebelum dapat melakukan transaksi, investor harus menjadi nasabah di
salah satu perusahaan efek.
2. Selanjutnya investor tersebut
harus mendepositkan sejumlah uang tertentu sebagai jaminan bahwa nasabah
tersebut layak melakukan jual beli saham.
3. Proses perdagangan atau transaksi
saham dan obligasi di pasar sekunder diawali dengan order (pesanan) untuk harga
tertentu.
4. Perdagangan saham di BEI harus
menggunakan satuan perdagangan (round lot) efek atau kelipatannya, yaitu 500
(lima ratus) efek.
5. Pesanan jual atau beli oleh para
investor dari berbagai perusahaan sekuritas akan bertemu di lantai bursa.
Setelah terjadi pertemuan (match) antar order tersebut, maka proses selanjutnya
adalah proses terjadinya transaksi. Mekanisme matching umumnya berdasarkan
kriteria prioritas harga kemudian waktu.
Aspek Pajak Obligasi
Dari aspek perpajakan
obligasi dibagi menajdi 2 macam yaitu :
1.
OBLIGASI DENGAN KUPON (INTEREST BEARING
BOND)
·
Atas bunganya dikenakan pajak
penghasilan dengan tarif 20% dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa
kepemilikan.
·
Atas diskontonya dikenakan pajak
penghasilan sebesar 20 % dari selisih harga lebih harga jual pada saat
transaksi atau nilai nominal pada saat transaksi atau nilai nominal pada saat
jatuh tempo diatas harga perolehan, tidak termasuk bunga berjalan.
2.
Obligasi tanpa bunga
·
Hanya atas diskontonya saja yang
dikenakan pajak penghasilan yaitu sebesar
15 % dari selisih harga jual pada saat transaksi atau nilai nominal pada
saat jatuh tempo obligasi .
Faktor yang menentukan harga jual :
1.
Kondisi dari obligasi secara umum
2.
Resiko dari obligasi tersebut
3.
Keadaan ekonomi di masa yang akan datang
Ada beberapa hal yang mempengaruhi
turunnya obligasi
1. Turunya
minta investor untuk menanamkan investasinya terhadap aset financial emerging markets.
2. Naiknya
sikap risk aversion yang mendorong kenaikan premi resiko investor.
3. Tekanan
inflasi karena kenaikan harga pangan dan minyak dunia melemah daya tarik aset
domistik, dimata investor kenaikan inflasi berpotensi mendorong bank untuk
menaikkan suku bunga, kenaikan harga minyak membuat pemerintah untuk menambah
biaya negara dengan menaikkan defisit.
Strategi
Obligasi
1.
Strategi pengelolaan obligasi
Pengeloaan
portofolio obligasi ada 3 pendekatan yaitu pasif, aktif dan kombinasi.
Pemilihan strategi yang akan sangat digunakan tergantung kepada preferansi
resiko, pengetahuan tentang pasar obligasi dan tujuan dari investasi yang ingin
dicapai oleh investor.
2.
Strategi pengelolaan pasif
Metode
yang termasuk kategori pasif pada asumsi bahwa pasar obligasi bebentuk
efesiensi semi kuat, jadi harga obligasi sekarang dipandang merefleksikan semua
informasi yang tersedia untuk publik secara kuat, jadi obligasi dirasakan
memiliki nilai yang layak dipasar, memberikan return (hasil) yang sangat
setaraf dengan resiko yang terlibat, strategi pasif didasari pemikiran bahwa
pasar dalam kondisi yang sangat esifien, sehingga harga–harga sekuritas di
pasar sudah ditentukan secara tepat sesuai dengan nilai pasarnya. Investor yang
menggunakan strategi pasif, tidak secara aktif mencari kemungkinan- kemungkinan
strategi perdagangan tertantu yang bisa menghasilkan return abnormal.
3.
Strategi pasif
Metode
aktif manajemen portofolio obligasi didasarkan pada asumsi bahwa pasar asumsi
bahwa pasar obligasi sangat tidak efisiensi, oleh karena itu memberi investor
peluang untuk memperoleh return diatas rata–rata. Jadi manajemen aktif
didasarkan pada kemampuan manjer portofolio untuk mengindentifikasikan obligasi
yang salah dihargai atau menetukan saat yang tepat untuk membeli atau menjual
diramalkan tingkat bunga yang sangat akurat.
4.
Strategi kombinasi
Adalah
strategi yang berusaha untuk melindungi portofolio terhadap resiko tingkat
bunga dengan cara saling meniadakan pengaruh dua komponen resiko tingkat bunga,
yaitu resiko harga dan resiko investasi, resiko harga merupakan resiko yang
berasal dari hubungan yang terbalik antara harga obligasi dengan tingkat bunga.
Artinya semakin rendah tinggi bunga maka harga obligasi akan semakin tinggi,
seangkan resiko investasi merupakan resiko invetasi merupakan resiko yang
berasal dari ketidak pastian mengenai tingkat mengenai tingkat investasi
terhadap kupon yang akan diterima masa yang akan datang.
Investasi
obligasi dapat diasumsisikan dengan cara
menyamakn durasi obligasi dengan horizon investasi, horizon investasi adalah
lamanya waktu yang diinginkan investor untuk tetap mempertahankan invetasi
obligasinya .
Jenis-Jenis Obligasi :
Obligasi memiliki beberapa jenis
yang berbeda, yaitu:
1. Dilihat dari sisi penerbit:
a. Corporate Bonds adalah obligasi
yang diterbitkan oleh perusahaan, baik
yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.
b. Government
Bonds adalah obligasi yang diterbitkan
oleh pemerintah pusat.
c. Municipal
Bonds adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai proyek-proyek yang
berkaitan dengan kepentingan publik
(public utility).
2. Dilihat dari sistem pembayaran
bunga:
a. Zero
Coupon Bonds adalah obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga
secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat
jatuh tempo.
b. Coupon
Bonds adalah obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai
dengan ketentuan penerbitnya.
c. Fixed
Coupon Bonds adalah obligasi
dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di
pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.
d. Floating Coupon
Bonds adalah obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka
waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average
time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari
bank pemerintah dan swasta.
3. Dilihat dari hak penukaran/opsi:
a. Convertible
Bonds adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk
mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.
b. Exchangeable
Bonds adalah obligasi yang
memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam
sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
c. Callable
Bonds adalah obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali
obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
d. Putable Bonds
adalah obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten
untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi
tersebut.
4. Dilihat dari segi jaminan atau
kolateralnya:
a. Secured
Bonds adalah obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya
atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk
didalamnya adalah:
a) Guaranteed
Bonds adalah Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin denan
penangguangan dari pihak ketiga
b) Mortgage Bonds adalah obligasi yang pelunasan bunga dan
pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap.
c) Collateral
Trust Bonds adalah obligasi yang dijamin
dengan efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham
anak perusahaan yang dimilikinya.
d) Unsecured
Bonds adalah obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi
dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
5. Dilihat dari segi nilai nominal:
a. Konvensional
Bonds adalah obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam
satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot.
b. Retail
Bonds adalah obligasi yang diperjual
belikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun
government bonds.
6. Dilihat dari segi perhitungan
imbal hasil:
a. Konvensional
Bonds adalah obligasi yang diperhitungan
dengan menggunakan sistem kupon bunga.
b. Syariah
Bonds adalah obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan
perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi
syariah, yaitu:
a) Obligasi Syariah Mudharabah
merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga
pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah
mengetahui pendapatan emiten.
b) Obligasi Syariah
Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad sewa sedemikian
sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan
sejak awal obligasi diterbitkan.
Jenis-jenis Obligasi
Adalah :
a.
Obligasi Dengan
Jaminan, obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dengan
menggunakan jaminan suatu aktiva riil.
b.
Obligasi tanpa Jaminan, suatu obligasi yang diterbitkan tanpa menggunakan
suatu jaminan aktiva riil tertentu.
c.
Obligasi
Konversi, obligasi yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk
mengkonversi obligasi tersebut dengan sejumlah saham perusahaan dengan harga
yang sudah ditentukan, sehingga pemegang obligasi berkesempatan untuk
memperoleh Capital gain.
d.
Obligasi Yang
Disertai Warrant, opsi yang mengijinkan pemegang obligasi untuk membeli
saham pada harga yang sudah ditetapkan.
e.
Obligasi Tanpa
Kupon, obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga.
f.
Obligasi Dengan
Tingkat Bunga Mengambang, obligasi yang memberikan tingkat bunga yang
besarnya disesuaikan dengan fluktuasi tingkat bunga pasar yang berlaku.
g.
Putable Bond, obligasi yang
memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menerima pelunasan obligasi
sesuai dengan nilai par sebelum jatuh tempo.
h.
Obligasi
Pendapatan, obligasi yang hanya membayar bunga jika laba telah
diperoleh.
i.
Obligasi Indeks, obligasi yang
pembayaran bunganya didasarka atas indeks inflasi sehingga melindungi pemegang
obligasi dari inflasi.
j.
Junk Bond, obligasi yang
memberikan tingkat keuntungan tinggi, tetapi mengandung resiko yang tinggi
pula.
k.
Obligasi Euro, obligasi yang dikeluarkan
oleh suatu negara dengan mata uang yang berbeda dengan mata uang obligasi itu.
l.
Obligasi Gadai, obligasi yang dijamin
dengan tanah atau rumah.
Penilaian
Obligasi
Dengan mengetahui besar dan waktu pembayaran kupon, nilai par serta tingkat bunga disyaratkan, maka nilai atau harga obligasi bisa ditentukan dengan cara:
1.
Menentukan
nilai sekarang dari pendapatan kupon yang
diperoleh setiap tahun,
2.
Menentukan
nilai sekarang dari nilai par yang akan diperoleh pada saat obligasi jatuh tempo,
3.
Menjumlahkan
nilai sekarang dari pendapatan kupon
(1) dan nilai par (2).
4.
Jika tingkat bunga yang disyaratkan lebih besar dari tingkat kupon yang dibayarkan obligasi, maka obligasi dijual
pada harga premi (lebih tinggi dari nilai par-nya).
5.
Jika terjadi sebaliknya, yaitu tingkat bunga yang
disyaratkan lebih kecil dari tingkat kupon obligasi, maka obligasi
akan ditawarkan pada harga diskon (lebih rendah dari nilai par).
Salah satu konsep
pengukuran umur obligasi disebut dengan durasi, diperkenalkan oleh
Frederick Macaulay (± 50-an tahun lalu), dan selanjutnya banyak dipakai dalam
penilaian obligasi.
Durasi mengukur
rata-rata tertimbang maturitas aliran kas obligasi, berdasarkan konsep nilai sekarang (present value).
Dengan demikian,
durasi suatu obligasi adalah sama dengan jumlah tahun yang diperlukan untuk
bisa mengembalikan harga pembelian obligasi tersebut.
Penentuan
Besarnya Rate of Return
Besarnya
rate of return atau Yield dari obligasi yang akan dipertahankan sampai hari
jatuhnya (Yield to maturity) dengan mennggunakan rumus jalan pintas (shortcut
formula) atau dengan menggunakan tabel present velue.
Rumus
C = Bunga tahunan dalam rupiah
f = Harga normal dr obligasi
/ jumlah yg akan diterima pada akhir tahun
P = Harga pasar
N = Umur obligasi
Penentuan
Harga Wajar Obligasi
Atau
dengan Menggunakan Tabel
Keterangan :
I = Bunga / Kupon
Par = Nlai Par / Par Value
n = Jumlah Periode
Contoh
Soal :
Seorang Investor ingin berinvestasi dengan membeli Surat Hutang /
Obligasi, dengan nominal Rp. 100.000.000,00 Tingkat Kupon 16 % dan Jatuh Tempo
5 Tahun. Berdasarkan data diatas hitunglah Harga Wajar Obligasinya.
Diket : I = 16% x 100.000.000 = 16.000.000
N. Par
=100.000.000
n = 5 Tahun
Dit : Present Value?
Jawab :
2.3
Keuntungan dan
Kekurangan/Resiko Obligasi
Keuntungan Obligasi :
a. Memberikan pendapatan tetap (fixed
income) berupa kupon.
Dimana pemegang obligasi akan
mendapatkan pendapatan bunga secara rutin selama waktu berlakunya obligasi.
Bunga yang ditawarkan obligasi, umumnya lebih tinggi daripada bunga yang
diberikan deposito.
b. Keuntungan atas penjualan obligasi
(capital gain).
Disamping penghasilan berupa kupon,
pemegang obligasi dapat memperjualbelikan obligasi yang dimilikinya. Jika ia
menjual lebih tinggi dibandingkan dengan harga belinya maka tentu saja pemegang
obligasi tersebut mendapatkan selisih yang disebut dengan capital gain. Jual
beli obligasi tersebut dapat dilakukan di pasar sekunder melalui para dealer
atau pialang obligasi.
Kekurangan/Resiko Obligasi :
a. Interest-Rate Risk.
Harga dari sebuah obligasi akan
berubah pada arah yang berlawanan dari perubahan tingkat bunga. Jika tingkat
suku bunga naik, maka harga obligasi akan turun. Begitu pula sebaliknya, jika
suku bunga turun maka harga obligasi akan naik. Jika seorang investor harus
menjual obligasi sebelum jatuh tempo, peningkatan tingkat suku bunga bermakna
bahwa investor akan mengalami capital loss (misal investor menjual obligasi
dibawah harga beli). Risiko ini
merupakan risiko yang pada umumnya dialami oleh investor pada pasar obligasi.
b. Reinvestment Risk.
Variabilitas pada tingkat
reinvestment akibat adanya perubahan pada tingkat bunga pasar.
c. Call Risk.
Sebagian perusahaan menetapkan untuk
menarik atau membeli obligasi yang diterbitkannya pada harga dan waktu
tertentu. Hal ini menyebabkan investor akan mengalami call risk dimana pada
tanggal tertentu perusahaan penerbit obligasi akan menarik kembali obligasinya.
d. Default Risk.
Default Risk juga berkaitan dengan
risiko gagal bayar, artinya risiko penerbit obligasi yang mengalami
kebangkrutan. Akibat adanya risiko ini, obligasi yang memiliki Default Risk
dalam perdagangan di pasar obligasi mempunyai harga yang rendah dibandingkan
dengan U.S Treasury securities. Dilain pihak, obligasi ini dalam perdagangan di
pasar obligasi memiliki yield yang lebih besar dari treasury bond.
e. Inflation Risk.
Peningkatan Inflation risk atau
purchasing power risk disebabkan oleh bervariasinya nilai aliran kas yang
diterima oleh investor akibat dampak adanya security due inflasi.
f. Exchange-Rate Risk.
Obigasi yang diperdagangkan dominasi
valuta asing, memiliki nilai yang tidak dapat diketahui dengan pasti. Nilai
obligasi dalam mata uang acto baru dapat diketahui ketika pembayaran kupon atau
nilai pokok pinjaman terjadi.
g. Liquidity Risk Liquidity atau
marketable risk.
Bergantung pada kemudahan suatu
obligasi untuk dijual kembali sebesar nilai obligasinya.
h. Volatility Risk.
Harga suatu jenis obligasi tertentu
bergantung pada tingkat suku bunga dan actor-faktor lainnya yang mempengaruhi
nilai obligasi tersebut. Perubahan pada actor-faktor tersebut berpengaruh pada
harga obligasi.
2.4
Penerbitan dan Tahapan Membeli Obligasi
Penerbitan Obligasi :
Penerbit
obligasi sangat luas sekali hampir setiap badan hukum dapat menerbitkan obligasi,
namun peraturan yang mengatur mengenai tata cara penerbitan obligasi ini sangat
ketat sekali. Penggolongan obligasi biasanya terdiri atas :
1.
Lembaga supranasional seperti Bank
Investasi Eropa atau Bank Pembangunan Asia.
2.
Pemerintah suatu negara menerbitkan
obligasi pemerintah dalam mata uang negaranya maupun obligasi pemerintah dalam
denominasi valuta asing yang biasa disebut dengan obligasi internasional
soveregeign.
3.
Perusahaan yang menerbitkan obligasi
swasta special purpose vechiles adalah perusahaan yang didirikan dengantujuan
khusus guna menguasai aset tertentu yang ditujukan guna penerbitan suatu
obligasi yang biasa disebut efek beragung aset.
Tahapan Obligasi :
a. Membuka Rekening.
Tahap awal yang harus dilakukan
dalam proses transaksi obligasi adalah memilih perusahaan sekuritas yang
memiliki divisi fixed income yang menangani pembelian dan penjualan obligasi.
Pilih perusahaan dengan pengalaman, tim yang solid baik trader/dealer ataupun
riset serta fee yang kompetitif. Dengan membuka rekening, Anda bisa mendapatkan
informasi perkembangan dan perdagangan obligasi setiap saat, sehingga Anda
mendapatkan pengetahuan pergerakan pasar obligasi secara akurat dan aktual.
b. Pahami Produk Obligasi.
Pada tahap ini, investor dianjurkan
untuk mempelajari seluk beluk informasi yang dibutuhkan mengenai obligasi, baik
mengenai investasinya sendiri, potensi risiko yang terkandung maupun potensi
keuntungannya. Hal ini dapat diperoleh dengan mempelajarinya secara mandiri,
bertanya kepada bagian riset perusahaan sekuritas, di mana Anda membuka
rekening atau melalui internet. Dengan mempelajari instrumen obligasi secara
lengkap, diharapkan investor mengenal investasi tersebut dengan baik, sehingga
mempermudah pengambilan keputusan investasi. Mempelajari instrumen, di mana
Anda ingin menempatkan investasi, akan memberikan manfaat maksimal dalam
mencapai rencana yang diinginkan.
c. Lakukan Analisis.
Analisis dilakukan, agar keputusan
yang diambil sesuai dengan apa yang diinginkan, yaitu kestabilan pendapatan.
Aspek-aspek yang dibutuhkan seperti kupon, jangka waktu, nilai penerbitan dan
peringkat. Latar belakang serta profil penerbit juga menjadi pertimbangan
sendiri. Dengan informasi yang lengkap, diharapkan keputusan yang diambil tidak
menimbulkan kerugian yang cukup besar. Dianjurkan untuk membanding antara
obligasi sejenis.
d. Memberikan Amanat Beli.
Setelah melalui analisis, Anda
memperoleh jenis obligasi yang ingin dibeli. Tahap selanjutnya adalah
memberikan amanat pembelian kepada trader atau broker obligasi yang telah kita
pilih. Pihak trader akan melakukan pembelian obligasi sesuai dengan jenis serta
harga yang diinginkan.
e. Siapkan Dana
Membeli obligasai membutuhkan dana
yang tidak sedikit. Satuan pembelian obligasi biasanya bernilai Rp 1 miliar,
sehingga sulit bagi investor individu untuk dapat ikut berinvestasi dalam
obligasi. Namum, ada juga yang menawarkan satuan bernilai Rp50 juta atau Rp 100
juta. Setelah amanat pembelian di ajukan, sebaiknya dana tersebut sudah
dialokasikan. Jangan sampai Anda dikenakan penalty, karena keterlambatan dalam
pembayaran. Selain itu, penempatan dana tunai yang serba mendadak mungkin bisa
mengganggu kelancaran aliran arus kas keuangan Anda dan keluarga.
f. Penyelesaian Pembayaran
Obligasi.
Pembayaran dana pembelian obligasi
dilakukan melalui transfer ke rekening perusahaan sekuritas tersebut. Setelah
pembayaran selesai, maka Anda sebagai pembeli tinggal menunggu proses atas transaksi
tersebut. Obligasi yang telah Anda beli akan tercantum di dalam rekening
perusahaan sekuritas yang tercatat di KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia).
Pemindahtanganan hak atas obliasi akan sangat mudah dilakukan secara
elektronik, karena saat ini fisik obligasi tidak lagi berupa sertifikat, namun
sudah scriptless (tahap warkat). Administrasi pembukuan akan dilakukan oleh
bank custodian perusahaan sekuritas. Untuk hal ini, tentunya bank bersangkutan
akan memungut biaya tertentu.
Tahapan yang harus dilalui untuk
mengeluarkan obligasi :
1.
Mendapat persetujuan dari security exchange commission.
2.
Menetapkan tanggal jatuh tempo dan bunga yang ditawarkan.
3.
Berhubungan dengan stockbroker untuk mencari pembeli.
4.
Mengumumkan kepada masyarakat.
5.
Stock broker akan menerima fee atas jasa yang diberikannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi
kontrak pengakuan hutang atas pinjaman yang diterima oleh penerbit obligasi
dari pemberi pinjaman (Pemodal). Obligasi Biasanya
mempunyai Karakteristik dan jenis-jenis sebagai berikut:
Karakteristik Obligasi :
1. Nilai
obligasi (jumlah dana yang dipinjam) dalam penerbitan obligasi, maka
perusahaan akan dengan jelas menyatakan jumlah dana yang dibutuhkan yang
dikenal dengan istilah “jumlah emisi obligasi”.
2. Jangka
waktu obligasi setiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo atau berakhirnya
masa pinjaman (maturity).
3. Principal
dan Coupon rate nilai prinsipal obligasi adalah sejumlah uang yang
disetujui oleh penerbit obligasi agar dibayarkan kepada pemegang obligasi pada
masa jatuh tempo.
4. Jadwal
pembayaran kewajiban pembayaran kupon obligasi oleh perusahaan penerbit,
dilakukan secara berkala sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan
triwulan, semesteran, atau tahunan.
5. Diterbitkan oleh perusahaan atau
pemerintah.
Jenis-jenis
Obligasi :
1. Dilihat dari sisi penerbit:
a. Corporate Bonds
b. Government Bonds
c. Municipal Bonds
2. Dilihat dari sistem pembayaran
bunga:
a. Zero Coupon Bonds
b. Coupon Bonds
c. Fixed Coupon Bonds
d. Floating Coupon Bonds
3. Dilihat dari hak penukaran/opsi:
a. Convertible Bonds
b. Exchangeable Bonds
c. Callable Bonds
d. Putable Bonds
4. Dilihat dari segi jaminan atau
kolateralnya:
a. Secured Bonds
5. Dilihat dari segi perhitungan imbal
hasil:
a. Konvensional Bonds
b. Retail Bonds
c.
6. Dilihat dari segi perhitungan imbal
hasil :
a. Konvensional Bonds
b. Syariah Bonds
Di dalam Obligasi juga memiliki keuntungan bahkan
kekurangan/resiko, diantaranya adalah :
Keuntungan
Obligasi :
1. Memberikan pendapatan tetap ( fixed
income ) berupa kupon.
2. Keuntungan atas penjualan obligasi (
capital gain ).
Kekurangan/resiko Obligasi :
1. Interest-rate risk
2. Reinvestment risk
3. Call risk
4. Default risk
5. Inflation risk
6. Exchange risk
7. Liquidity risk atau marketable risk
8. Volatility risk
Adapun penerbitan obligasi yang dilakukan oleh badan hukum
seperti Lembaga Supranasional, Pemerintah dan Perusahaan. Obligasi juga
memiliki tahapan-tahapan dalam pembelian obligasi, yaitu :
1. Membuka rekening
2. Pahami produk obligasi
3. Lakukan analisis
4. Memberikan amanat beli
5. Siapkanm dana
6. Penyelesaian pembayaran obligasi
DAFTAR
PUSTAKA
Ridwan dan Inge (2003)
Manajemen Keuangan.Edisi keempat.Bandung:Literata Lintas Media.
Keown J.Arthur, Martin
D.John, Petty J.William and Scott F. David Jr.(2008).Manajemen Keuangan Prinsip
dan Penerapan.Edisi kesepuluh.:Indeks.
Lukas Setia
Atmaja.(2008).Teori & Praktek Manajemen Keuangan.Yogyakarta:Andi Offset.
Ervita Savitri.2012.”Obligasi
dan Penilaiannya”.Online.http://mdp.ac.id.22 Oktober 2014 Pukul 20.49.
No comments:
Post a Comment