MAKALAH
“ KONSEP AKUNTANSI DAN HIPOTESIS KEPERILAKUAN”
Dosen
Pengampuh : Isnaini Anniswati Rosyida, M.Ak
Nama
Kelompok :
1.
Ahmad Abdul Aziz (15041044)
2.
Ira Stiovany (15041076)
3.
Lailatun Nisroh (15041115)
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ‘ULUM LAMONGAN
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
sebagai pencipta atas segala kehidupan yang senantiasa memberikan rahmat
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin
mengucapkan terima kasih dengan hati yang tulus kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini semoga Tuhan senantiasa membalas dengan
kebaikan yang berlipat ganda.
Kami
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak guna perbaikan di masa yang akan datang. Harapan kami
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Lamongan, 15 Februari 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................... i
Daftar Isi......................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A.
Latar
Belakang.................................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah............................................................................................... 1
C.
Tujuan................................................................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN.............................................................................................. 2
A.
Presepsi
Berbeda Tentang Perusahaan................................................................ 2
B. Teori-teori Ekonomi Perusahaan......................................................................... 4
C. Beberapa Hipotesis Keperilakuan untuk Konsep yang Berbeda........................ 5
D. Usaha untuk Merekonsiliasikan Konsep Dasar................................................... 8
BAB III PENUTUP....................................................................................................... 10
A. Kesimpulan......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Disiplin ilmu akuntansi memiliki banyak cara untuk
menggunakan, menyimpulkan, atau membangun suatu teori umum yang didasarkan pada
banyak teori sederhana mengenai kejadian-kejadian spesifik yang berkaitan
dengan operasi, organisasi, dan sebagainya. Sampai teori umum ini dihasilkan,
kita terus beroperasi dengan berbagai teori yang tidak
dapat dihubungkan atau disesuaikan terhadap beberapa kerangka kerja
akuntansi secara logis. Tidak banyak yang mengetahui bahwa banyak perdebatan
tentang teori-teori, praktik, dan prosedur akuntansiyang muncul dari perbedaan
dalam asumsi dasar akuntansi.
Penjelasan ini adalah sebuah usaha untuk membuka pintu
guna menyoroti masalah tersebut dengan harapan agar kita dapat melangkah lebih
lanjut menuju teori akuntansi umum . setelah mengkaji apa yang tampaknya
menjadi konsep akuntansi utama dan sikap serta konsekuensi berbeda yang
terlibat, berikutnya kita akan menganalisis beberapa faktor perilaku yang
mendasari, yang menyebabkan terdapatnya perbedaan persepsi. Faktor-faktor perilaku
yang mendasari tersebut meniadakan usaha untuk memberikan solusi terhadap
dilemma itu dan alasan yang tidak dapat direkonsiliasikan dengan bermacam-macam
konsep dasar.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang dikemukakan maka
permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sabagai berikut:
1. Apakah perbedaan persepsi tentang perusahaan ?
2. Apakah teori-teori ekonomi perusahaan ?
3. Apakah hipotesis keperilakuan untuk konsep berbeda ?
4. Apakah usaha untuk merekonsiliasi konsep dasar ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Menjelaskan perbedaan persepsi tentang perusahaan.
2. Menjelaskan teori-teori ekonomi perusahaan.
3. Menjelaskan beberapa hipotesis
keperilakuan untuk konsep berbeda.
4. Menjelaskan usaha untuk merekonsiliasi konsep
dasar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Persepsi Berbeda Tentang Perusahaan
Perusahaan merupakan organisasi yang memiliki berbagai
sistem yang saling terkait. Sistem tersebut dibuat oleh sejumlah orang guna
mempermudah proses operasi perusahaan serta pengendalian aktivitas perusahaan
secara keseluruhan. Salah satu aspek terpenting dalam organisasi melibatkan
proses akuntansi perusahaan. Akan tetapi, subjek ‘konsep dasar
akuntansi’ merupakan suatu hal yang sering diabaikan. Subjek tersebut terkadang
hanya didasarkan pada akademisi lain dan ditarik dari pojok ‘pengetahuan’ lain
sebelum diabaikan lagi. Dengan beberapa pengecualian, buku teks
dasar telah mengabaikan masalah ini, dan jarang membahasnya di luar lingkaran
akademik. Dua konsep utama yaitu konsep kepemilikan dan konsep entitas, telah
berulang kali dimuat dalam literature dan terkadang mengalami perbaikan,
modifikasi, dan refleksi sudut pandang alternative sebagai usaha
rekonsiliasi.
Konsep Kepemilikan
Konsep entitas, sama seperti konsep kepemilikan,
merupakan sebuah sudut pandang, sebuah sikap dalam pikiran yang tidak hanya
dibatasi terhadap akuntan. Ini merupakan esensi dari konsep akuntansi entitas.
Penganut konsep ini melihat entitas sebagai sesuatu yang terpisah
dan berbeda dari pihak-pihak yang memberikan kontribusi modal kepada entitas
tersebut. Mereka memandang asset dan kewajiban sebagai milik dari entitas itu
sendiri dan bukan milik dari pemegang saham atau pemilik perusaahaan. Ketika
keuntungan diperoleh oleh entitas tersebut, keuntungan tersebut juga menjadi
milik entitas yang akan diserahkan kepada pemegang saham hanya jika dividen
diumumkan. Dalam pandangan para penganut konsep ini, keuntungan yang tidak
dibagi tetap milik entitas dan membentuk bagian dari ekuitas entitas
sendiri,dan ini tidak dipengaruhi oleh penggunaan keuntungan tak terdistribusi
yang dicantumkan pada bagian pemegan saham di neraca.
Pada tahap ini, harus ditekankan bahwa mereka yang
menganut sudut pandang entitas benar-benar melihat aset bersih sebagai milik
dari entitas itu sendiri dan bukan pemilik saham. Bebrapa penulis telah
menunjukkan bahwa sistem akuntansi terpisah untuk aktivitas entitas memberikan
bukti dari eksistensi konsep entitas. Namun perlu disampaikan disini bahwa
mereka tidak memahami perusahaan sebagaimana para penganut konsep entitas
murni. Indeks atau pemisahan catatan akuntansi entitas umumnya disebut
“konvensi entitas”, bukan “ konsep entitas “.
Konsep Entitas
Penganut konsep ini melihat entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari
pihak-pihak yang memberikan kontribusi modal kepada entitas tersebut. Mereka
memandang asset dan kewajiban sebagai milik dari entitas itu sendiri dan bukan
milik dari pemegang saham atau pemilik perusaahaan. Dalam pandangan para
penganut konsep ini, keuntungan yang tidak dibagi tetap milik entitas dan
membentuk bagian dari ekuitas entitas sendiri
Pada tahap ini, harus ditekankan bahwa mereka
yang menganut sudut pandang entitas benar-benar melihat aset bersih sebagai
milik dari entitas itu sendiri dan bukan pemilik saham.
Konsep Tanggung Jawab sosial
Konsep tanggung jawab sosial adalah bagaimana entitas bertindak dan
melakukan aktivitasnya, seperti halnya dengan etika dalam hal tujuan, sasaran
dan cara mendapatkan atau mencapai tujuan serta bukan dengan usaha untuk
mengubah persepsi perusahaan sebagai entitas yang memiliki aset bersih.
Beberapa orang memahami perusahaan sebagai lembaga social yang beroperasi
untuk memajukan seluruh anggota dan kelompok dalam masyarakat.Mereka melihat
perusahaan bertanggung jawab kepada pemegang saham, manajemen, pegawai,
pemasok, konsumen, pemerintah dan anggota public lainnya.
B.
Teori - Teori Ekonomi Perusahaan
Mc Guire mengatakan area ini telah ditutupi oleh
ekonom yang memandang perusahaan (Enterprise)
dan wirausahawan (Entrepreneur)
sebagai suatu kesatuan atau sebagai sesuatu yang sama. Dengan demikian, pada
suatu waktu menyebut keuntungan sebagai pengembalian (Return) bagi perusahaan, sementara pada saat yang lain menyebut
keuntungan sebagai pengembalian (Return)
kepada pemilik perusahaan.
Straus dan Davis adalah wakil dari ekonom yang mengadopsi konsep entitas
serta melihat perusahaan itu sendiri sebagai wirausahawan dan keuntungan
sebagai penghasilan bersih dari perusahaan.
konsep kepemilikan tercermin dalam pernyataan ekonom, Milton Friedman, yang
menyampaikan konsep tanggung jawab sosial yang banyak di adopsi oleh pejabat
perusahaan.
Konsekuensi Dari Sudut Pandang yang Berbeda
Menurut lorig konsep entitas tidak tertarik pada penilaian kembali aset
ketika terjadi perubahaan tingkat harga kebalikan dari konsep kepemilikan yang
mempraktikan penilaian kembali aset ketika terjadi perubahan tingkat harga. Revaluasi aset sering dibutuhkan, daru sudut
pandang entitas reevaluasi aset akan menambah ekuitas entitas dengan sendirinya
atau mengarahkan pada sisi aset dari neraca.
Lorig menampilkan perbedaan akuntansi dan
pelaporan yang menurutnya disebabkan oleh eksistensi dari dua sudut pandang
utama. Misalnya, dia mengatakan orang yang menganut konsep entitas akan
mencatat biaya untuk dividen atas saham preferen karena mereka memandang para
pemegang saham preferen sebagai orang yang berbeda diluar kelompok kepemilikan,
tetapi berbeda dalam kategori yang sama dengan pemegang obligasi. Sementara,
orang yang menganut konsep kepemilikan.Tidak memandang demikian. Mereka yang
memandang sudut pandang Husband dan Staubus yang berada pada kontinum konsep kepemilikan akan menyesuaikan
item-item yang sama ini sesuai dengan sudut pandangnya. Disisi lain, Lorig memandang pemegang saham
preferen sebagai wirausahawan. Dengan demikian, akan sulit membuat daftar
perbedaan komprehensif guna melukiskan seluruh sudut pandang dalam dua kategori
utama.
C.
Beberapa Hipotesis Keprilakuan untuk Konsep yang
Berbeda
Perusahaan yang sama, misalnya mengumpulkan fakta yang
sama. Namun, fakta tersebut sering dipandang secara berbeda. Contoh ini
semata-mata mengilustrasikan masalah yang telah diperhatikan oleh para psikolog
selama bertahun-tahun. Apa yang disebut sebagai fakta objektif biasanya hanya
merupakan sesuatu yang dipahami oleh seorang individu. Kita melihat dunia
dengan cara yang agak berbeda dengan cara orang lain sehingga perbedaan dalam
persepsi sangat mungkin terjadi.
Memang didasari bahwa persepsi yang berbeda sering
menghasilkan toleransi dan memungkinkan seseorang untuk meneriama sudut pandang
orang lain sebagai sesuatu yang sah (legitimate). Namun, sebagaimana
disampaikan oleh Stagner, orang-orang sering menjadi sangat terlibat pada
situasi di mana mereka gagal membedakan keterlibatan mereka sendiri dengan
fakta spsifik. Secara khusus, ini terjadi pada situasi yng melibatkan konflik.
Alasan Terjadinya Perbedaan Persepsi
Secara jelas, persepsi, sikap, kerangka
referensi, nilai, kelompok referensi, norma kelompok, lingkungan, budaya,
sistem kepribadian berhubungan dengan pola interaksi secara tumpang tindih.
Sikap ini adalah pembentukan psikologis yang kita pelajari sejalan dengan
perkembangan kita; ketika dipelajari, sikap tersebut menuntut kita bertindak
menurut karakteristik tertentu.Ini menunjukkan dampak keluarga perkembangan
sikap dari setiap individu. Banyak orang menganggap faktor keluarga adalah
pengaruh langsung utama karena keluarga merupakan filter biasa dimana budaya ,
kelas, agama, dan sumber-sumber lainnya mengalir keseorang individu diawal
perkembangan usianya. Namun, terdapat peangaruh penting lain terhadap
perkembangan sikap selain keluarga. Budaya adalah pengaruh paling penting yang
sangat berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat lain. Ahli antropologi
telah menunjukkan bagaimana perbedaan budaya bertanggung jawab atas
bermacam-macam perbedaan sikap terhadap banyak hal.Namun, dalam pembahasan ini,
budaya total tidak menjadi faktor penting karena terdapat perbedaan persepsi
dalam satu budaya.
Selanjutnya, harus dinyatakan bahwa manusia tidak sepenuhnya menyadari
seluruh aspek dari struktur nilai mereka atau bermacam-macam sikap yang masuk
ke struktur tersebut. Oleh karena itu, mereka tidak sepenuhnya menyadari
persepsi mereka terhadap lingkungan tertentu.
Setiap individu dalam masyarakat yang kompleks
dipengaruhi oleh banyak kelompok baik geografis, agama, pendidikan, teman
sebaya dan kelompok sosio ekonomi. Hal tersebut memberikan pengaruh dala hal
norma kelompok dan standar sikap , banyak dari sikap yang berhubungan dengan
situasi kerja dan masyarakt industrial.
Ini membuat yang membuat sudut pnadang berbeda.Bagi mereka, hal ini
merupakan pembahasan masalah seperti kepemilikan dalam aset bersih, keuntungan,
bunga, dividen, dan apjak penghasilan yang memungkinkan mengklasifikasikan
persepsi perusahaan.
Beberapa Hipotesis Mengenai Konsep Kepemilikan
Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pemegang saham yang memiliki saham
dari suatu perusahaan dalam jumlah yang substansial menganut pandanagan
kepemilikan.Secara khusus, hal ini terjadi pada pemegang saham yang memiliki
saham biasa dalam kuantitas yang substansial.Selanjutnya pengaruh dalam
keluarga. Banyak istri dan anak dari pemegang saham yang besar juga menjadi
pemegang saham, dan konsep kepemilikan diserap dalam atmosfer rumah. Banyak
akuntan public mengikuti jejak ayahnya, dan bahkan ketika anaknya masuk
kepekerjaan berbeda , mereka sering menggunakan banyak nilai orang tua sebagai
bagian dari nilai yang dianutnya.
Sebagian besar pemegang saham yang memiliki saham dari perusahaan dalam
yang jumlah yang substansial menganut pandangan kepemilikan.Diakui bahwa sebagian
besar praktik akuntan publik didasarkan pada pandangan kepemilikan. Di Australia auditor ditunjuk oleh pemegang
saham pada setiap rapat tahunan perusahaan dan laporan audit mereka pada
catatan kaki neraca diberikan kepada pemegang saham. Pemeriksaan yang dilakukan
oleh badan akuntansi professional cenderung berorientasi pada konsep
kepemilikan dan memandang aset bersih sebagai sesuatu yang benar-benar dimiliki
oleh pemegang saham.
Beberapa Hipotesis Berkaitan Dengan Konsep
Entitas
Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pegawai perusahaan yang tanggung
jawabnya didelegasikan menganut konsep entitas; semakin tinggi skala hierarkis
dari pegawai ini, semakin kuat mereka menganut konsep ini. Mayoritas dari
pegawai semacam ini, baik secara sadar maupun tidak, memandang entitas sebagai
pemilik dari keuntungan ketika mereka mendapatkan aset bersih. Mereka cenderung
memandang pemegang saham sebagai bagian yang penting bagi perusahaan, tetapi
bukan bagi pemiliknya.
Pengaruh lingkungan dalam organisasi, seperti norma kelompok eksekutif,
memasukkan dasar-dasar konsep entitas, dan pengaruh ini segera diinternalisasi
oleh anggota kelompok yang terrlibat secara psikologis di posisi mereka
masing-masing. Bahkan, fakta bahwa anggota kelompok tersebut mungkin menduduki
posisi rendah sampai menengah di perusahaan sepertinya tidak menghalangi mereka
untuk memiliki sudut pandang entitas yng sama dengan yang dipegang oleh
eksekutif tersebut. Selain itu, juga disampaikan hipotesis bahwa isu saham psikologis bagi
eksekutif tidak akan mengubah pandangan bahwa kesejahteraan mereka bergantung
pada kehidupan dan keberhasilan entitas. Mereka tidak akan memandang dirinya
sebagai pemilik.
D.
Usaha Untuk Merekonsiliasi konsep Dasar
Bagian ini akan menjelaskan dua usaha untuk
merekonsiliasikan konsep kepemilikan dengan konsep entitas dalam teori akuntansi.
Teori Akuntansi Dana
Akuntansi dana dicetuskan oleh Vatter dapat
diterapkan pada usaha swasta, badan pemerintah, lembaga sosial dan instansi
lainya. Akuntansi dana merupakan cara memandang aset, ekuitas dan hutang dimana
dana yang diperoleh dari ekuitas dan hutang penggunanya dibatasi pada aset.
Akuntansi dana melaporkan penggunaan dari dana dan cara memandang dana ketika
aliran masuk meningkat setelah dikurangi dengan pembelanjaan.
Teori akuntansi dana dari Vatter dirancang menjadi sebuah ekspresi dari
cara seseorang memahami perusahaan walaupun sebagian besar menganggap teori
dana sebagai pengembangan dari teori entitas yang dirancang untuk menggunakan
gagasan personalistik, yang merupakan usaha yang semakin banyak dilakukan dari
sudut pandang statistik guna menangani masalah akuntansi.
Pegahapusan Faktor-Faktor
Menurut Hendriksen penganut sudut pandang
entitas, asset mencerminkan hak perusahaan untuk menerima barang dan jasa.
Ketika menilai ulang persediaan dan aset non lancar , entitas akan menggunakan
nilai pasar untuk mendapat keuntungan yang diterima perusahaan. Mereka
berpandangan pergerakan total dalam nilai pasar dari aset operasi sebagai
modal.
Sedangkan penganut sudut pandang kepemilikan juga menilai ulang persediaan
dan asset non lancar dengan bantuan nilai pasar.Mereka mengakui penyimpanan
keuntungan (gain) atau kerugian (loss) terhadap kenaikan nilai
pasar dari asset yang lebih besar (atau lebih kecil) tersebut dibandingkan
dengan pergerakan indeks harga umum yang merubah daya beli ekuitas pemegang
saham.
Bagi mereka yang melihat perusahaan dari sudut pandang kepemilikan,
keuntungan dihitung berdasarkan modal yang dikontribusikan oleh pemegang
obligasi ketika harga naik karena hutang tetap dan akan dilunasi dalam mata
uang pada nilai yang lebih rendah. Bagi mereka yang menganut pandangan kepemilikan ekstrim, keuntungan
dihitung dengan cara yang serupa untuk modal dikontribusikan oleh pemegang
saham preferen. Namun, bagi mereka yang menganut konsep entitas, seluruh
kewajiban dianggap sebagai kewajiban perusahaan itu sendiri, dan tidak ada
perbedaan signfikan yang dibuat antara pemegang saham biasa, pemegang saham
preferen, pemegang obligasi, dan kreditor jangka panjang lainnya.
Teori Komando
Menurut Goldberg “tidak ada teori entitas atau teori kepemilikan” semua
teori didasarkan pada ide kepemilikan tetapi kepemilikan adalah konsep yang
sangat sulit didefinisikan dan dianalisis secara memadai untuk digunakan ide
dasar akuntansi. Meskipun begitu sulit menghindari persepsi tetang kepemilikan
karena ide kepemilikan properti dalam budaya sudah sangat meresap dan sebagian
besar orang melihat asset bersih dan keuntungan perusahaan sebagai milik
pemegang saham atau pemilik pada satu sisi ataupun perusahaan itu sendiri pada
sisi lain.
Teori komando dari Goldberg bukan satu—satunya teori yang berarti dalam
sudut pandang sebagian besar orang. Ia sepertinya menegaskan hal ini ketika ia menegaskan bahwa sebagai
gantinya ia memfokuskan perhatian pada perusahaan sebagai sesuatu yang berbeda.
Sebagai entitas abstrak kita
seharusnya mengarahkan perhatian langsung pada fungsi pengendalian yang dapat dilakukan
oleh manusia.
BAB III
KESIMPULAN
1.
Perusahaan
merupakan organisasi yang memiliki berbagai sistem yang saling terkait. Sistem
tersebut dibuat oleh sejumlah orang guna mempermudah proses operasi perusahaan
serta pengendalian aktivitas perusahaan secara keseluruhan. Dari dua teori kepemilikan dan teori entitas tersebut bahwa konsep yang
diterapkan dalam kehidupan masyarakat dan banyak pengaruh-pengaruh social yang
merubah cara pandang mereka yang berbeda-beda. Dalam dua sudut pandang berbeda
ini kita dapat mengambil konsep entitas karena pencatatan pemegang saham
adalah catatan akuntansi pribadi.
2. Teori-teori Ekonomi perusahaan menurut Mc Guire yang
mengatakan area ini telah ditutupi oleh ekonomi yang memandang perusahaan (Enterprise) dan
wirausahawan (Entrepreneur) sebagai suatu kesatuan atau sebagai
sesuatu yang sama. Straus dan Davis adalah wakil dari ekonom yang mengadopsi
konsep entitas serta melihat perusahaan itu sendiri sebagai wirausahawan dan
keuntungan sebagai penghasilan bersih dari perusahaan.
3. Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pemegang saham yang memiliki saham
dari suatu perusahaan dalam jumlah yang substansial menganut pandanagan
kepemilikan. Sebagian besar pemegang saham yang memiliki saham dari perusahaan
dalam yang jumlah yang substansial menganut pandangan kepemilikan.. Terdapat
hipotesis bahwa sebagian besar pegawai perusahaan yang tanggung jawabnya
didelegasikan menganut konsep entitas; semakin tinggi skala hierarkis dari
pegawai ini, semakin kuat mereka menganut konsep ini. Mereka cenderung
memandang pemegang saham sebagai bagian yang penting bagi perusahaan, tetapi
bukan bagi pemiliknya.
4. Akuntansi dana merupakan cara memandang aset,
ekuitas dan hutang dimana dana yang diperoleh dari ekuitas dan hutang
penggunanya dibatasi pada aset. Akuntansi dana melaporkan penggunaan dari dana
dan cara memandang dana ketika aliran masuk meningkat setelah dikurangi dengan
pembelanjaan. Dalam
Teori Komando, Menurut Goldberg “tidak
ada teori entitas atau teori kepemilikan” semua teori didasarkan pada ide
kepemilikan tetapi kepemilikan adalah konsep yang sangat sulit didefinisikan
dan dianalisis secara memadai untuk digunakan ide dasar akuntansi.
DAFTAR
PUSTAKA
Ikshan
Lubis, Arfan Akuntansi Keprilakuan.Edisi 2. Jakarta:
Salemba Empat, 2010.
No comments:
Post a Comment