pelajar

Wednesday, February 27, 2019

makalah konsep akuntansi dan hipotesis keperilakuan


MAKALAH
KONSEP AKUNTANSI DAN HIPOTESIS KEPERILAKUAN

Dosen Pengampuh : Isnaini Anniswati Rosyida, M.Ak






Nama Kelompok :
1.     Ahmad Abdul Aziz  (15041044)
2.     Ira Stiovany             (15041076)
3.     Lailatun Nisroh       (15041115)




UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2018

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebagai pencipta atas segala kehidupan yang senantiasa memberikan rahmat sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih dengan hati yang tulus kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini semoga Tuhan senantiasa membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda.
Kami  menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna perbaikan di masa yang akan datang. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.



                                               



                                                                                                Lamongan, 15 Februari 2018
Penulis











DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................... i
Daftar Isi......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A.    Latar Belakang.................................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................................... 1
C.     Tujuan................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 2
A.    Presepsi Berbeda Tentang Perusahaan................................................................ 2
B.     Teori-teori Ekonomi Perusahaan......................................................................... 4
C.     Beberapa Hipotesis Keperilakuan untuk Konsep yang Berbeda........................ 5
D.    Usaha untuk Merekonsiliasikan Konsep Dasar................................................... 8
BAB III PENUTUP....................................................................................................... 10
A.    Kesimpulan......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 11









BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Disiplin ilmu akuntansi memiliki banyak cara untuk menggunakan, menyimpulkan, atau membangun suatu teori umum yang didasarkan pada banyak teori sederhana mengenai kejadian-kejadian spesifik yang berkaitan dengan operasi, organisasi, dan sebagainya. Sampai teori umum ini dihasilkan, kita terus beroperasi dengan berbagai teori yang tidak dapat  dihubungkan atau disesuaikan terhadap beberapa kerangka kerja akuntansi secara logis. Tidak banyak yang mengetahui bahwa banyak perdebatan tentang teori-teori, praktik, dan prosedur akuntansiyang muncul dari perbedaan dalam asumsi dasar akuntansi.
Penjelasan ini adalah sebuah usaha untuk membuka pintu guna menyoroti masalah tersebut dengan harapan agar kita dapat melangkah lebih lanjut menuju teori akuntansi umum . setelah mengkaji apa yang tampaknya menjadi konsep akuntansi utama dan sikap serta konsekuensi berbeda yang terlibat, berikutnya kita akan menganalisis beberapa faktor perilaku yang mendasari, yang menyebabkan terdapatnya perbedaan persepsi. Faktor-faktor perilaku yang mendasari tersebut meniadakan usaha untuk memberikan solusi terhadap dilemma itu dan alasan yang tidak dapat direkonsiliasikan dengan bermacam-macam konsep dasar.

B.     Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang dikemukakan maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sabagai berikut:
1.      Apakah perbedaan persepsi tentang perusahaan ?
2.      Apakah  teori-teori ekonomi perusahaan ?
3.      Apakah hipotesis keperilakuan untuk konsep berbeda ?
4.      Apakah usaha untuk merekonsiliasi konsep dasar ?

C.    Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Menjelaskan perbedaan persepsi tentang perusahaan.
2.      Menjelaskan teori-teori ekonomi perusahaan.
3.      Menjelaskan  beberapa hipotesis keperilakuan untuk konsep berbeda.
4.      Menjelaskan usaha untuk merekonsiliasi konsep dasar.



























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Persepsi Berbeda Tentang Perusahaan
Perusahaan merupakan organisasi yang memiliki berbagai sistem yang saling terkait. Sistem tersebut dibuat oleh sejumlah orang guna mempermudah proses operasi perusahaan serta pengendalian aktivitas perusahaan secara keseluruhan. Salah satu aspek terpenting dalam organisasi melibatkan proses akuntansi perusahaan. Akan tetapi, subjek  ‘konsep dasar akuntansi’ merupakan suatu hal yang sering diabaikan. Subjek tersebut terkadang hanya didasarkan pada akademisi lain dan ditarik dari pojok ‘pengetahuan’ lain sebelum diabaikan  lagi. Dengan beberapa pengecualian, buku teks dasar telah mengabaikan masalah ini, dan jarang membahasnya di luar lingkaran akademik. Dua konsep utama yaitu konsep kepemilikan dan konsep entitas, telah berulang kali dimuat dalam literature dan terkadang mengalami perbaikan, modifikasi, dan refleksi sudut pandang alternative sebagai usaha rekonsiliasi. 

Konsep Kepemilikan
Konsep entitas, sama seperti konsep kepemilikan, merupakan sebuah sudut pandang, sebuah sikap dalam pikiran yang tidak hanya dibatasi terhadap akuntan. Ini merupakan esensi dari konsep akuntansi entitas. Penganut konsep ini melihat entitas sebagai  sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak-pihak yang memberikan kontribusi modal kepada entitas tersebut. Mereka memandang asset dan kewajiban sebagai milik dari entitas itu sendiri dan bukan milik dari pemegang saham atau pemilik perusaahaan. Ketika keuntungan diperoleh oleh entitas tersebut, keuntungan tersebut juga menjadi milik entitas yang akan diserahkan kepada pemegang saham hanya jika dividen diumumkan. Dalam pandangan para penganut konsep ini, keuntungan yang tidak dibagi tetap milik entitas dan membentuk bagian dari ekuitas entitas sendiri,dan ini tidak dipengaruhi oleh penggunaan keuntungan tak terdistribusi yang dicantumkan pada bagian pemegan saham di neraca.
Pada tahap ini, harus ditekankan bahwa mereka yang menganut sudut pandang entitas benar-benar melihat aset bersih sebagai milik dari entitas itu sendiri dan bukan pemilik saham. Bebrapa penulis telah menunjukkan bahwa sistem akuntansi terpisah untuk aktivitas entitas memberikan bukti dari eksistensi konsep entitas. Namun perlu disampaikan disini bahwa mereka tidak memahami perusahaan sebagaimana para penganut konsep entitas murni. Indeks atau pemisahan catatan akuntansi entitas umumnya disebut “konvensi entitas”, bukan “ konsep entitas “.

Konsep Entitas
Penganut konsep ini melihat entitas sebagai  sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak-pihak yang memberikan kontribusi modal kepada entitas tersebut. Mereka memandang asset dan kewajiban sebagai milik dari entitas itu sendiri dan bukan milik dari pemegang saham atau pemilik perusaahaan. Dalam pandangan para penganut konsep ini, keuntungan yang tidak dibagi tetap milik entitas dan membentuk bagian dari ekuitas entitas sendiri
Pada tahap ini, harus ditekankan bahwa mereka yang menganut sudut pandang entitas benar-benar melihat aset bersih sebagai milik dari entitas itu sendiri dan bukan pemilik saham.

Konsep Tanggung Jawab sosial
Konsep tanggung jawab sosial adalah bagaimana entitas bertindak dan melakukan aktivitasnya, seperti halnya dengan etika dalam hal tujuan, sasaran dan cara mendapatkan atau  mencapai tujuan serta bukan dengan usaha untuk mengubah persepsi perusahaan sebagai entitas yang memiliki aset bersih.
Beberapa orang memahami perusahaan sebagai lembaga social yang beroperasi untuk memajukan seluruh anggota dan kelompok dalam masyarakat.Mereka melihat perusahaan bertanggung jawab kepada pemegang saham, manajemen, pegawai, pemasok, konsumen, pemerintah dan anggota public lainnya.

B.     Teori - Teori Ekonomi Perusahaan
Mc Guire mengatakan area ini telah ditutupi oleh ekonom yang memandang perusahaan (Enterprise) dan wirausahawan (Entrepreneur) sebagai suatu kesatuan atau sebagai sesuatu yang sama. Dengan demikian, pada suatu waktu menyebut keuntungan sebagai pengembalian (Return) bagi perusahaan, sementara pada saat yang lain menyebut keuntungan sebagai pengembalian (Return) kepada pemilik perusahaan.
Straus dan Davis adalah wakil dari ekonom yang mengadopsi konsep entitas serta melihat perusahaan itu sendiri sebagai wirausahawan dan keuntungan sebagai penghasilan bersih dari perusahaan.
konsep kepemilikan tercermin dalam pernyataan ekonom, Milton Friedman, yang menyampaikan konsep tanggung jawab sosial yang banyak di adopsi oleh pejabat perusahaan.

Konsekuensi Dari Sudut Pandang yang Berbeda
Menurut lorig konsep entitas tidak tertarik pada penilaian kembali aset ketika terjadi perubahaan tingkat harga kebalikan dari konsep kepemilikan yang mempraktikan penilaian kembali aset ketika terjadi perubahan tingkat harga. Revaluasi aset sering dibutuhkan, daru sudut pandang entitas reevaluasi aset akan menambah ekuitas entitas dengan sendirinya atau mengarahkan pada sisi aset dari neraca.
Lorig menampilkan perbedaan akuntansi dan pelaporan yang menurutnya disebabkan oleh eksistensi dari dua sudut pandang utama. Misalnya, dia mengatakan orang yang menganut konsep entitas akan mencatat biaya untuk dividen atas saham preferen karena mereka memandang para pemegang saham preferen sebagai orang yang berbeda diluar kelompok kepemilikan, tetapi berbeda dalam kategori yang sama dengan pemegang obligasi. Sementara, orang yang menganut konsep kepemilikan.Tidak memandang demikian. Mereka yang memandang sudut pandang Husband dan Staubus yang berada pada  kontinum konsep kepemilikan akan menyesuaikan item-item yang sama ini sesuai dengan sudut pandangnya.  Disisi lain, Lorig memandang pemegang saham preferen sebagai wirausahawan. Dengan demikian, akan sulit membuat daftar perbedaan komprehensif guna melukiskan seluruh sudut pandang dalam dua kategori utama.

C.    Beberapa Hipotesis Keprilakuan untuk Konsep yang Berbeda
Perusahaan yang sama, misalnya mengumpulkan fakta yang sama. Namun, fakta tersebut sering dipandang secara berbeda. Contoh ini semata-mata mengilustrasikan masalah yang telah diperhatikan oleh para psikolog selama bertahun-tahun. Apa yang disebut sebagai fakta objektif biasanya hanya merupakan sesuatu yang dipahami oleh seorang individu. Kita melihat dunia dengan cara yang agak berbeda dengan cara orang lain sehingga perbedaan dalam persepsi sangat mungkin terjadi.
Memang didasari bahwa persepsi yang berbeda sering menghasilkan toleransi dan memungkinkan seseorang untuk meneriama sudut pandang orang lain sebagai sesuatu yang sah (legitimate). Namun, sebagaimana disampaikan oleh Stagner, orang-orang sering menjadi sangat terlibat pada situasi di mana mereka gagal membedakan keterlibatan mereka sendiri dengan fakta spsifik. Secara khusus, ini terjadi pada situasi yng melibatkan konflik.

Alasan Terjadinya Perbedaan Persepsi
Secara jelas, persepsi, sikap, kerangka referensi, nilai, kelompok referensi, norma kelompok, lingkungan, budaya, sistem kepribadian berhubungan dengan pola interaksi secara tumpang tindih. Sikap ini adalah pembentukan psikologis yang kita pelajari sejalan dengan perkembangan kita; ketika dipelajari, sikap tersebut menuntut kita bertindak menurut karakteristik tertentu.Ini menunjukkan dampak keluarga perkembangan sikap dari setiap individu. Banyak orang menganggap faktor keluarga adalah pengaruh langsung utama karena keluarga merupakan filter biasa dimana budaya , kelas, agama, dan sumber-sumber lainnya mengalir keseorang individu diawal perkembangan usianya. Namun, terdapat peangaruh penting lain terhadap perkembangan sikap selain keluarga. Budaya adalah pengaruh paling penting yang sangat berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat lain. Ahli antropologi telah menunjukkan bagaimana perbedaan budaya bertanggung jawab atas bermacam-macam perbedaan sikap terhadap banyak hal.Namun, dalam pembahasan ini, budaya total tidak menjadi faktor penting karena terdapat perbedaan persepsi dalam satu budaya.
Selanjutnya, harus dinyatakan bahwa manusia tidak sepenuhnya menyadari seluruh aspek dari struktur nilai mereka atau bermacam-macam sikap yang masuk ke struktur tersebut. Oleh karena itu, mereka tidak sepenuhnya menyadari persepsi mereka terhadap lingkungan tertentu.
Setiap individu dalam masyarakat yang kompleks dipengaruhi oleh banyak kelompok baik geografis, agama, pendidikan, teman sebaya dan kelompok sosio ekonomi. Hal tersebut memberikan pengaruh dala hal norma kelompok dan standar sikap , banyak dari sikap yang berhubungan dengan situasi kerja dan masyarakt industrial.
Ini membuat yang membuat sudut pnadang berbeda.Bagi mereka, hal ini merupakan pembahasan masalah seperti kepemilikan dalam aset bersih, keuntungan, bunga, dividen, dan apjak penghasilan yang memungkinkan mengklasifikasikan persepsi perusahaan.

Beberapa Hipotesis Mengenai Konsep Kepemilikan
Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pemegang saham yang memiliki saham dari suatu perusahaan dalam jumlah yang substansial menganut pandanagan kepemilikan.Secara khusus, hal ini terjadi pada pemegang saham yang memiliki saham biasa dalam kuantitas yang substansial.Selanjutnya pengaruh dalam keluarga. Banyak istri dan anak dari pemegang saham yang besar juga menjadi pemegang saham, dan konsep kepemilikan diserap dalam atmosfer rumah. Banyak akuntan public mengikuti jejak ayahnya, dan bahkan ketika anaknya masuk kepekerjaan berbeda , mereka sering menggunakan banyak nilai orang tua sebagai bagian dari nilai yang dianutnya.
Sebagian besar pemegang saham yang memiliki saham dari perusahaan dalam yang jumlah yang substansial menganut pandangan kepemilikan.Diakui bahwa sebagian besar praktik akuntan publik didasarkan pada pandangan kepemilikan. Di Australia auditor ditunjuk oleh pemegang saham pada setiap rapat tahunan perusahaan dan laporan audit mereka pada catatan kaki neraca diberikan kepada pemegang saham. Pemeriksaan yang dilakukan oleh badan akuntansi professional cenderung berorientasi pada konsep kepemilikan dan memandang aset bersih sebagai sesuatu yang benar-benar dimiliki oleh pemegang saham.

Beberapa Hipotesis Berkaitan Dengan Konsep Entitas
Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pegawai perusahaan yang tanggung jawabnya didelegasikan menganut konsep entitas; semakin tinggi skala hierarkis dari pegawai ini, semakin kuat mereka menganut konsep ini. Mayoritas dari pegawai semacam ini, baik secara sadar maupun tidak, memandang entitas sebagai pemilik dari keuntungan ketika mereka mendapatkan aset bersih. Mereka cenderung memandang pemegang saham sebagai bagian yang penting bagi perusahaan, tetapi bukan bagi pemiliknya.
Pengaruh lingkungan dalam organisasi, seperti norma kelompok eksekutif, memasukkan dasar-dasar konsep entitas, dan pengaruh ini segera diinternalisasi oleh anggota kelompok yang terrlibat secara psikologis di posisi mereka masing-masing. Bahkan, fakta bahwa anggota kelompok tersebut mungkin menduduki posisi rendah sampai menengah di perusahaan sepertinya tidak menghalangi mereka untuk memiliki sudut pandang entitas yng sama dengan yang dipegang oleh eksekutif tersebut. Selain itu, juga disampaikan hipotesis bahwa isu saham psikologis bagi eksekutif tidak akan mengubah pandangan bahwa kesejahteraan mereka bergantung pada kehidupan dan keberhasilan entitas. Mereka tidak akan memandang dirinya sebagai pemilik.

D.    Usaha Untuk Merekonsiliasi konsep Dasar
Bagian ini akan menjelaskan dua usaha untuk merekonsiliasikan konsep kepemilikan dengan konsep entitas dalam teori akuntansi.

Teori Akuntansi Dana
Akuntansi dana dicetuskan oleh Vatter dapat diterapkan pada usaha swasta, badan pemerintah, lembaga sosial dan instansi lainya. Akuntansi dana merupakan cara memandang aset, ekuitas dan hutang dimana dana yang diperoleh dari ekuitas dan hutang penggunanya dibatasi pada aset. Akuntansi dana melaporkan penggunaan dari dana dan cara memandang dana ketika aliran masuk meningkat setelah dikurangi dengan pembelanjaan.
Teori akuntansi dana dari Vatter dirancang menjadi sebuah ekspresi dari cara seseorang memahami perusahaan walaupun sebagian besar menganggap teori dana sebagai pengembangan dari teori entitas yang dirancang untuk menggunakan gagasan personalistik, yang merupakan usaha yang semakin banyak dilakukan dari sudut pandang statistik guna menangani masalah akuntansi.

Pegahapusan Faktor-Faktor
Menurut Hendriksen penganut sudut pandang entitas, asset mencerminkan hak perusahaan untuk menerima barang dan jasa. Ketika menilai ulang persediaan dan aset non lancar , entitas akan menggunakan nilai pasar untuk mendapat keuntungan yang diterima perusahaan. Mereka berpandangan pergerakan total dalam nilai pasar dari aset operasi sebagai modal.
Sedangkan penganut sudut pandang kepemilikan juga menilai ulang persediaan dan asset non lancar dengan bantuan nilai pasar.Mereka mengakui penyimpanan keuntungan (gain) atau kerugian (loss) terhadap kenaikan nilai pasar dari asset yang lebih besar (atau lebih kecil) tersebut dibandingkan dengan pergerakan indeks harga umum yang merubah daya beli ekuitas pemegang saham.
Bagi mereka yang melihat perusahaan dari sudut pandang kepemilikan, keuntungan dihitung berdasarkan modal yang dikontribusikan oleh pemegang obligasi ketika harga naik karena hutang tetap dan akan dilunasi dalam mata uang pada nilai yang lebih rendah. Bagi mereka yang menganut pandangan kepemilikan ekstrim, keuntungan dihitung dengan cara yang serupa untuk modal dikontribusikan oleh pemegang saham preferen. Namun, bagi mereka yang menganut konsep entitas, seluruh kewajiban dianggap sebagai kewajiban perusahaan itu sendiri, dan tidak ada perbedaan signfikan yang dibuat antara pemegang saham biasa, pemegang saham preferen, pemegang obligasi, dan kreditor jangka panjang lainnya.

Teori Komando
Menurut Goldberg “tidak ada teori entitas atau teori kepemilikan” semua teori didasarkan pada ide kepemilikan tetapi kepemilikan adalah konsep yang sangat sulit didefinisikan dan dianalisis secara memadai untuk digunakan ide dasar akuntansi. Meskipun begitu sulit menghindari persepsi tetang kepemilikan karena ide kepemilikan properti dalam budaya sudah sangat meresap dan sebagian besar orang melihat asset bersih dan keuntungan perusahaan sebagai milik pemegang saham atau pemilik pada satu sisi ataupun perusahaan itu sendiri pada sisi lain.
Teori komando dari Goldberg bukan satu—satunya teori yang berarti dalam sudut pandang sebagian besar orang. Ia sepertinya menegaskan hal ini ketika ia menegaskan bahwa sebagai gantinya ia memfokuskan perhatian pada perusahaan sebagai sesuatu yang berbeda. Sebagai entitas abstrak kita seharusnya mengarahkan perhatian langsung pada fungsi pengendalian yang dapat dilakukan oleh manusia.



BAB III
KESIMPULAN

1.      Perusahaan merupakan organisasi yang memiliki berbagai sistem yang saling terkait. Sistem tersebut dibuat oleh sejumlah orang guna mempermudah proses operasi perusahaan serta pengendalian aktivitas perusahaan secara keseluruhan. Dari dua teori kepemilikan dan teori entitas tersebut bahwa konsep yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat dan banyak pengaruh-pengaruh social yang merubah cara pandang mereka yang berbeda-beda. Dalam dua sudut pandang berbeda ini kita dapat mengambil konsep entitas karena pencatatan pemegang saham  adalah catatan akuntansi pribadi.
2.      Teori-teori Ekonomi perusahaan menurut Mc Guire yang mengatakan area ini telah ditutupi oleh ekonomi yang memandang perusahaan (Enterprise) dan wirausahawan (Entrepreneur) sebagai suatu kesatuan atau sebagai sesuatu yang sama. Straus dan Davis adalah wakil dari ekonom yang mengadopsi konsep entitas serta melihat perusahaan itu sendiri sebagai wirausahawan dan keuntungan sebagai penghasilan bersih dari perusahaan.
3.      Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pemegang saham yang memiliki saham dari suatu perusahaan dalam jumlah yang substansial menganut pandanagan kepemilikan. Sebagian besar pemegang saham yang memiliki saham dari perusahaan dalam yang jumlah yang substansial menganut pandangan kepemilikan.. Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pegawai perusahaan yang tanggung jawabnya didelegasikan menganut konsep entitas; semakin tinggi skala hierarkis dari pegawai ini, semakin kuat mereka menganut konsep ini. Mereka cenderung memandang pemegang saham sebagai bagian yang penting bagi perusahaan, tetapi bukan bagi pemiliknya.
4.      Akuntansi dana merupakan cara memandang aset, ekuitas dan hutang dimana dana yang diperoleh dari ekuitas dan hutang penggunanya dibatasi pada aset. Akuntansi dana melaporkan penggunaan dari dana dan cara memandang dana ketika aliran masuk meningkat setelah dikurangi dengan pembelanjaan. Dalam Teori Komando, Menurut Goldberg “tidak ada teori entitas atau teori kepemilikan” semua teori didasarkan pada ide kepemilikan tetapi kepemilikan adalah konsep yang sangat sulit didefinisikan dan dianalisis secara memadai untuk digunakan ide dasar akuntansi.

DAFTAR PUSTAKA

Ikshan Lubis, Arfan  Akuntansi Keprilakuan.Edisi 2Jakarta: Salemba Empat, 2010.